Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

Sakit Kepala Tegang: Penyebab, Gejala, Suplemen Bermanfaat, Dll

9,807 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Sakit kepala tegang, juga dikenal sebagai sakit kepala tipe tegang (TTH), merupakan gangguan sakit kepala primer yang paling umum. Meskipun penyakit ini tidak akan membunuh Anda, TTH dapat berdampak signifikan terhadap kemampuan untuk bekerja dan kualitas hidup secara keseluruhan. Yang lebih rumit lagi, terkadang orang sulit untuk membedakan TTH dan migrain atau keduanya dapat terjadi secara bersamaan. 

Meskipun penelitian seputar intervensi suplemen nutrisi untuk TTH masih jarang (sejauh ini), artikel ini membahas lebih dalam terkait sakit kepala tegang dan mengkaji penelitian terkini seputar cara mengatasinya secara alami.  

Apakah Sakit Kepala Tegang dan Migrain Sama? 

Ya dan tidak. Migrain dan sakit kepala tipe tegang merupakan gangguan sakit kepala primer yang sering terjadi dan memiliki beberapa sifat yang sama sehingga membuat diagnosis spesifiknya menjadi rumit.

Lebih jauh lagi, banyak orang yang "cukup beruntung" (dalam arti negatif) mengalami migrain maupun sakit kepala tegang. Karena kita tidak memiliki metode pencitraan atau biomarker darah untuk membedakan migrain dari sakit kepala karena tegang, kita harus mencermati apa yang dialami orang-orang. 

Sakit Kepala Tegang

Sakit kepala tipe tegang (TTH) merupakan gangguan sakit kepala yang paling umum, 30% hingga 70% orang pasti pernah mengalami TTH. TTH relatif egaliter, di mana laki-laki dan perempuan mengalami TTH pada tingkat yang sama. 

Pasien sering menggambarkan perasaan sakit kepala tegang sebagai "kepala yang sekelilingnya diikat pita" yang sakitnya terasa ringan hingga sedang. Pita tersebut terasa seperti nyeri yang tidak menusuk, menekan, atau meremas kedua sisi kepala (bilateral). Umumnya, TTH hanya berlangsung antara 30 menit sampai 24 jam, namun bisa juga bertahan hingga tujuh hari. 

Sakit Kepala Migrain

Sakit kepala migrain merupakan gangguan sakit kepala primer yang sering terjadi, dengan sekitar 15% orang dewasa di AS mengalami migrain. Berbeda dengan TTH, migrain dua hingga tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. 

Migrain lebih parah dibandingkan TTH, berlangsung 4 hingga 72 jam dengan nyeri berdenyut sedang hingga berat yang terjadi di satu sisi (unilateral) yang dialami sekitar 60% pasien. Pasien migrain juga sering kali mengalami gejala mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara. Semua ini dapat diperburuk dengan aktivitas fisik sehari-hari. 

Sebaliknya, TTH tidak bertambah parah jika melakukan aktivitas rutin, biasanya tidak mengalami sensitivitas terhadap cahaya/suara, dan rasa mual ringan hanya timbul pada pasien TTH kronis. 

Mengapa Migrain dan Sakit Kepala Tegang Sulit Dibedakan?

Sulit dipercaya bahwa sakit kepala ini hampir tidak bisa dibedakan. Namun, beberapa gejala awal, pemicu, dan pengobatan membuat sakit kepala ini sulit untuk diuraikan. 

  • Kedua kelainan ini mungkin muncul pada orang berusia 20-an.
  • Kedua sakit kepala tersebut dapat dipicu oleh stres dan gangguan tidur.
  • Migrain muncul secara bilateral pada sekitar 25% individu.  
  • Kedua sakit kepala tersebut dapat diobati sepenuhnya dan diatasi dengan obat-obatan umum yang dijual bebas, seperti NSAID. 

Bayangkan diri Anda sebagai dokter yang menangani wanita berusia 23 tahun ini:

"Hai dok, saya pernah mengalami sakit kepala yang muncul sebulan sekali dan menyerang kedua sisi kepala saya selama kurang lebih sehari. Saya biasanya merasa sangat stres saat sakit kepala ini muncul. Saat sakitnya mulai terasa, saya meminum Tylenol, dan biasanya sakitnya menghilang. Sakit ini mulai mengganggu keseharian saya dalam mengikuti sekolah pascasarjana. Adakah hal lain yang harus saya lakukan?" 

Kedengarannya seperti sakit kepala tegang, ya? Dia adalah seorang mahasiswi pascasarjana yang stres dengan sakit kepala yang bisa teratasi dengan mengonsumsi Tylenol sederhana. Adakah kekhawatiran bahwa yang dialaminya adalah migrain karena dia adalah seorang wanita? Munculnya setiap bulan, apakah bersamaan dengan siklus haid? Apakah kita akan menganggapnya begitu saja? 

Sulit. 

Kesimpulannya di sini? Jika Anda sering mengalami sakit kepala, berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengikuti saran dari blog online. Ada banyak strategi pengobatan dan penanganan sakit kepala yang efektif, terutama jika Anda mengetahui jenis sakit kepala yang dialami. 

Semua yang akan kita bahas di bawah ini adalah informasi untuk membantu Anda berkolaborasi dengan tim layanan kesehatan untuk menciptakan program yang dapat meredakan sakit kepala yang sesuai dengan tujuan dan preferensi Anda. Bagaimanapun juga, "pengobatan berbasis bukti" yang tepat adalah titik temu antara penelitian, pengalaman penyedia layanan kesehatan, dan nilai-nilai pasien. 

Pemicu Sakit Kepala yang Umum

Ada banyak penelitian metabolis seputar sakit kepala yang menyelidiki pemicu nutrisi dan intervensi untuk migrain. Penelitian yang tidak terlalu metabolis berfokus pada sakit kepala tegang. Namun, berikut ini merupakan pemicu umum kedua jenis sakit kepala tersebut: 

  • Kafein (dengan dosis di atas sekitar 200 miligram setiap hari) 
  • Monosodium glutamat (walaupun datanya beragam)
  • Stres mental atau emosional
  • Gangguan tidur

Jika Anda menderita sakit kepala kronis jenis apa pun, umumnya disarankan untuk membatasi atau mengeksplorasi respons tubuh terhadap kafein, MSG, stres, dan gangguan tidur. Menyimpan "catatan harian sakit kepala" bisa sangat membantu Anda dan penyedia layanan kesehatan.  

Suplemen untuk Pencegahan dan Pengobatan Sakit Kepala 

Minyak Pepermin

Minyak esensial pepermin, dicampur dengan minyak nabati, dioleskan ke seluruh dahi dan pelipis dapat mengurangi sakit kepala tegang seefektif Tylenol.1 Meskipun bukan "suplemen nutrisi" klasik, pengobatan alternatif sederhana ini memiliki manfaat yang signifikan pada saat mengalami sakit kepala tegang. 

Riboflavin 

Riboflavin (vitamin B2) bertanggung jawab atas warna kuning cerah pada urine setelah mengonsumsi multivitamin. Hanya karena senyawa ini masuk ke urine bukan berarti obat tersebut tidak bermanfaat. Sebagian besar obat-obatan farmasi juga keluar melalui urine dan feses. 

Studi yang meneliti efek riboflavin terhadap sakit kepala menemukan bahwa mengonsumsi antara 25 hingga 400 miligram per hari memiliki manfaat yang bervariasi dalam mengurangi frekuensi migrain serta dapat membantu meredakan sakit kepala tegang.2,3 Riboflavin sering ditemukan dalam berbagai produk atau direkomendasikan oleh dokter dalam kombinasi dengan nutrisi seperti CoQ10 atau magnesium.

Magnesium  

Magnesium tampaknya merupakan nutrisi yang "tersedia di mana-mana", seperti halnya Vitamin D. Mungkin karena magnesium membantu memfasilitasi lebih dari 300 enzim dalam tubuh manusia serta berperan penting dalam fungsi kardiovaskular dan neurologis. 

Penelitian menunjukkan bahwa asupan magnesium yang rendah dikaitkan dengan migrain dan peningkatan asupan magnesium melalui makanan atau suplemen dapat mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan sakit kepala migrain.4,5 Magnesium L-threonate mungkin merupakan bentuk suplemen terbaik untuk meningkatkan kadar magnesium otak. 

CoQ10

CoQ10 (secara resmi, Koenzim Q10) merupakan molekul mirip vitamin yang digunakan untuk produksi energi yang bertindak sebagai antioksidan. Cukup keren, bukan? Ya, dosis sekitar 300 miligram setiap hari selama minimal tiga bulan dapat mengurangi frekuensi migrain dan mual terkait pada penderita migrain.6,7 

Omega-3

Di otak, 10% hingga 20% dari keseluruhan lemak merupakan omega-3 (EPA/DHA). Hingga 97% dari asam lemak omega-3 tersebut adalah DHA. DHA merupakan komponen struktural yang penting dan 100 kali lipat lebih melimpah dibandingkan EPA di sistem saraf pusat. Studi yang meneliti minyak ikan untuk mengatasi migrain dan sakit kepala menunjukkan bahwa minyak ikan dapat menurunkan penanda peradangan, sementara pola makan rendah omega-3 dikaitkan dengan lebih seringnya sakit kepala di pagi hari.8,9 

Feverfew dan Butterbur

Feverfew dan butterbur merupakan tumbuhan yang sering digunakan untuk sakit kepala dan migrain. Feverfew memiliki bukti yang lebih substansial dibandingkan butterbur, meskipun Anda akan sering melihat nutrisi ini, dan nutrisi lain yang dibahas di atas, dipasangkan secara bersama. Feverfew lebih efektif sebagai suplemen pencegahan bagi orang-orang yang lebih sering mengalami sakit kepala dibandingkan orang-orang yang jarang mengalami sakit kepala.10,11 

Suplemen untuk Menghilangkan Stres

Meskipun suplemen berikut ini tidak diteliti atau diketahui secara luas dapat mengatasi kondisi sakit kepala, suplemen tersebut dapat membantu mengelola stres, yang merupakan pemicu umum dan eksaserbasi sakit kepala. 

L-teanin

L-teanin merupakan asam amino nonprotein yang dapat meningkatkan perasaan tenang, nyaman, dan peningkatan gelombang alfa yang terukur. Meskipun bukan obat penenang, L-teanin dapat membantu orang yang mengalami stres dan gangguan tidur.12 

Fosfatidilserin

Fosfatidilserin merupakan fosfolipid ("lemak") yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi di otak. Studi menunjukkan bahwa suplementasi fosfatidilserin dapat memberikan efek yang cukup terasa pada stres dan ketahanan mental.13  

Suplemen untuk Tidur Lebih Baik

Meskipun suplemen berikut tidak diteliti atau diketahui secara luas dapat mengatasi kondisi sakit kepala, suplemen tersebut dapat membantu meningkatkan kualitas tidur, yang dapat mengurangi frekuensi sakit kepala. 

Melatonin

Melatonin sendiri tidak akan memberikan efek untuk mencegah atau mengatasi gejala sakit kepala secara langsung. Namun, mengonsumsi antara 1 sampai 3 miligram dapat membantu meningkatkan kualitas tidur serta mengurangi gangguan tidur yang diketahui memicu sakit kepala.14 

Tip untuk Mengatasi Sakit Kepala Tegang

Inilah beberapa tip tambahan untuk mengatasi sakit kepala tegang:

  • Hindari kafein, alkohol, dan makanan olahan.
  • Berolahragalah secara teratur dan tidur yang cukup.
  • Latih teknik relaksasi, seperti yoga atau meditasi.
  • Kelola stres.
  • Jika Anda mengalami sakit kepala terus-menerus atau sakit kepala parah, segera periksakan ke dokter.

Poin Penting

Sakit kepala tegang (TTH) dan migrain merupakan dua gangguan sakit kepala primer yang sering terjadi. Meskipun memiliki beberapa kesamaan, keduanya memiliki beberapa perbedaan utama. TTH umumnya tidak separah migrain dan tidak berhubungan dengan mual, muntah, atau sensitivitas terhadap cahaya dan suara.

Penelitian seputar efektivitas suplemen nutrisi untuk TTH masih sangat terbatas. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa riboflavin, magnesium, CoQ10asam lemak omega-3feverfew, dan butterbur dapat membantu mengurangi frekuensi dan keparahan sakit kepala.

Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen baru, karena suplemen tersebut dapat berinteraksi dengan obat lain yang Anda konsumsi. Buatlah catatan harian sakit kepala untuk menelusuri gejala dan pemicunya sehingga Anda dapat bekerja sama dengan dokter untuk membuat program pengobatan pribadi.

Referensi:

  1. Göbel, H., Fresenius, J., Heinze, A., Dworschak, M., & Soyka, D. (1996). Effectiveness of Oleum menthae piperitae and paracetamol in therapy of headache of the tension type. Der Nervenarzt, 67(8), 672-681.
  2. Bruijn, J., Duivenvoorden, H., Passchier, J., Locher, H., Dijkstra, N., & Arts, W. F. (2010). Medium-dose riboflavin as a prophylactic agent in children with migraine: a preliminary placebo-controlled, randomised, double-blind, cross-over trial. Cephalalgia, 30(12), 1426-1434.
  3. Schoenen, J., Jacquy, J., & Lenaerts, M. (1998). Effectiveness of high‐dose riboflavin in migraine prophylaxis A randomized controlled trial. Neurology, 50(2), 466-470.
  4. Chiu, H. Y., Yeh, T. H., Yin-Cheng, H., & Pin-Yuan, C. (2016). Effects of intravenous and oral magnesium on reducing migraine: a meta-analysis of randomized controlled trials. Pain physician, 19(1), E97.
  5. Domitrz, I., & Cegielska, J. (2022). Magnesium as an Important Factor in the Pathogenesis and Treatment of Migraine—From Theory to Practice. Nutrients, 14(5), 1089.
  6. Parohan, M., Sarraf, P., Javanbakht, M. H., Foroushani, A. R., Ranji-Burachaloo, S., & Djalali, M. (2021). The synergistic effects of nano-curcumin and coenzyme Q10 supplementation in migraine prophylaxis: A randomized, placebo-controlled, double-blind trial. Nutritional neuroscience, 24(4), 317-326.
  7. Sándor PS, Di Clemente L, Coppola G, et al. Efficacy of coenzyme Q10 in migraine prophylaxis: a randomized controlled trial. Neurology. 2005;64(4):713-715. doi:10.1212/01.WNL.0000151975.03598.ED.
  8. Abdolahi, M., Tafakhori, A., Togha, M., Okhovat, A. A., Siassi, F., Eshraghian, M. R., ... & Djalali, M. (2017). The synergistic effects of ω-3 fatty acids and nano-curcumin supplementation on tumor necrosis factor (TNF)-α gene expression and serum level in migraine patients. Immunogenetics, 69, 371-378.
  9. Marchetti M, Gualtieri P, De Lorenzo A, Trombetta D, Smeriglio A, Ingegneri M, Cianci R, Frank G, Schifano G, Bigioni G, Di Renzo L. Dietary ω-3 intake for the treatment of morning headache: A randomized controlled trial. Front Neurol. 2022 Sep 20;13:987958.
  10. Pfaffenrath, V., Diener, H. C., Fischer, M., Friede, M., & Henneicke-von Zepelin, H. H. (2002). The efficacy and safety of Tanacetum parthenium (feverfew) in migraine prophylaxis—a double-blind, multicentre, randomized placebo-controlled dose-response study. Cephalalgia, 22(7), 523-532.
  11. Rajapakse, T., & Davenport, W. J. (2019). Phytomedicines in the treatment of migraine. CNS drugs, 33, 399-415.
  12. Yoto, A., Motoki, M., Murao, S., & Yokogoshi, H. (2012). Effects of L-theanine or caffeine intake on changes in blood pressure under physical and psychological stresses. Journal of physiological anthropology, 31(1), 1-9.
  13. Baumeister, J., Barthel, T., Geiss, K. R., & Weiss, M. (2008). Influence of phosphatidylserine on cognitive performance and cortical activity after induced stress. Nutritional neuroscience, 11(3), 103-110.
  14. Alstadhaug, K. B., Odeh, F., Salvesen, R., & Bekkelund, S. I. (2010). Prophylaxis of migraine with melatonin: a randomized controlled trial. Neurology, 75(17), 1527-1532.

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya