Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

Niasinamida: Kekurangan Vit. B3, Manfaat bagi Kulit, Sumber, dan Lainnya

26,811 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Niasinamida semakin populer di kalangan orang-orang yang ingin mengoptimalkan kesehatan dan kesejahteraan mereka luar-dalam. Penelitian menunjukkan bahwa vitamin yang termasuk dalam kelompok vitamin B ini memiliki beberapa efek yang cukup serbaguna dan bermanfaat bagi kesehatan. Apa sebenarnya niasinamida, dan apakah kegunaannya?

Apa Itu Niasinamida?

Niasinamida, yang dikenal juga sebagai nikotinamida, adalah bentuk vitamin B3, atau niasin, yang larut air.

Apakah Fungsi Vitamin B (Niasin)?

Niasin adalah vitamin yang digunakan tubuh untuk menjalankan fungsi metabolisme, pencernaan, kesehatan kulit, dan sistem saraf yang optimal. Setelah dikonsumsi, niasin dimetabolisme menjadi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD). 

Apa Itu NAD?

NAD adalah sebuah koenzim. Koenzim adalah vitamin, mineral, atau nutrien nonprotein yang diperlukan oleh enzim untuk dapat berfungsi dengan benar.

NAD diperlukan oleh lebih dari 400 enzim berbeda untuk dapat berfungsi dengan benar. Fungsi-fungsi NAD antara lain mengubah makanan menjadi energi yang dapat digunakan oleh tubuh, mendukung metabolisme, memperbaiki asam deoksiribonukleat (DNA), dan bahkan mendukung fungsi imun yang sehat.

NAD juga memiliki peran pendukung dalam proses penuaan sel.

Meski niasinamida kerap digunakan sebagai suplemen vitamin B3 untuk mengatasi atau mencegah kekurangan vitamin B3, niasinamida juga dapat digunakan secara topikal dalam sediaan kosmetik untuk mendukung kesehatan kulit.

Penelitian menunjukkan bahwa niasinamida memiliki berbagai manfaat kesehatan di samping mengatasi kekurangan vitamin B3, mulai dari mendukung kadar kolesterol yang sehat dan pencegahan diabetes hingga membuat kulit berkilau.

Niasinamida untuk Kekurangan Vitamin B3

Salah satu manfaat dan penggunaan utama niasinamida adalah untuk mencegah atau mengatasi kekurangan vitamin B3. 

Kekurangan vitamin B3, yang disebut juga pelagra, terjadi ketika seseorang tidak mendapatkan niasin secara memadai dari makanan atau memiliki masalah dalam menyerap vitamin ini. Pelagra kerap dijumpai pada orang yang menderita malnutrisi atau pecandu alkohol kronis. 

Kekurangan vitamin B3 juga dapat terjadi jika tidak ada asupan triptofan yang memadai dari makanan. Triptofan adalah asam amino yang terdapat dalam berbagai makanan dan digunakan sebagai prekursor untuk produksi niasin dalam tubuh.

Gejala Kekurangan Vitamin B3

Tanda dan gejala kekurangan vitamin B3 atau pelagra antara lain kebingungan mental, gejala saluran cerna seperti diare dan nyeri perut, nafsu makan buruk, dan membran mukus serta kulit yang bersisik dan meradang. Jika tidak diobati, pelagra bisa berakibat fatal. Niasinamida kerap digunakan untuk mengobati pelagra. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan dosis niasinamida 300 mg sehari selama 3-4 minggu untuk pengobatan pelagra.

Manfaat Niasinamida bagi Kulit

Salah satu kegunaan niasinamida yang paling banyak diteliti adalah untuk kesehatan kulit, baik pada penggunaan topikal maupun oral. Penelitian menunjukkan bahwa niasinamida dapat membantu meningkatkan tekstur, penampilan, dan kualitas kulit secara keseluruhan.

1. Melindungi terhadap Sinar UV

Salah satu cara niasinamida dapat membantu meningkatkan kualitas kulit adalah dengan membantu melindungi kulit dari efek radiasi ultraviolet (UV). Radiasi UV adalah jenis energi yang dipancarkan dari matahari dan beberapa sumber buatan manusia, seperti alat pencokelat kulit (tanning bed). Radiasi UV telah digolongkan sebagai "karsinogen lengkap" karena radiasi UV bukan hanya menyebabkan mutasi DNA di kulit, tetapi juga menyebabkan kerusakan sel kulit yang dapat menyebabkan kanker kulit.

Studi menunjukkan bahwa suplementasi niasinamida oral dan topikal dapat membantu melindungi terhadap kerusakan kulit karena UV. Sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa penggunaan nisinamida secara topikal, serta suplementasi, membantu mengurangi penekanan sistem imun yang dipicu UV sekaligus mengurangi risiko kanker kulit.

2. Mengurangi Keratosis Aktinik 

Penelitian menunjukkan bahwa niasinamida juga dapat membantu mengurangi keratosis aktinik. Keratosis (jamak atau terjadi pada lebih dari satu lesi) aktinik adalah gangguan kulit yang disebabkan oleh paparan berlebihan terhadap radiasi UV. Keratosis aktinik ditandai dengan petak-petak kulit yang kering, bersisik, dan kasar yang dapat berwarna merah muda atau coklat. Lesi kulit ini bisa juga gatal atau menyebabkan nyeri luka bakar. Lesi tersebut bisa juga berdarah. Keratosis aktinik memiliki potensi berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa, yaitu kanker kulit ganas.

Sebuah penelitian buta-ganda, acak, terkontrol-plasebo mengikuti 72 orang yang telah didiagnosis memiliki paling tidak 4 lesi keratosis aktinik. Peserta dimasukkan ke dalam kelompok yang menerima niasinamida atau kelompok plasebo. Setelah 4 bulan tindak-lanjut, penelitian menemukan bahwa peserta yang menerima suplemen niasinamida mengalami perkembangan lesi keratosis aktinik baru yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan peserta yang berada dalam kelompok plasebo.

3. Meningkatkan Penampilan Kulit secara Keseluruhan

Penelitian menunjukkan bahwa niasinamida mungkin juga dapat meningkatkan penampilan kulit secara keseluruhan. Sebuah penelitian melibatkan 50 wanita dengan garis-garis halus dan petak-petak pigmentasi gelap di wajah, teksur kulit yang tidak merata, serta kerutan; penelitian ini mengikuti peserta yang menggunakan sediaan produk topikal yang mengandung niasinamida selama 12 minggu. Peserta hanya menggunakan sediaan niasinamida topikal pada separuh wajah, sementara separuh wajah lainnya diberi krim plasebo.

Setelah 12 minggu, penelitian menemukan bahwa separuh wajah yang menerima sediaan niasinamida mengalami penurunan signifikan dalam hal garis-garis halus dan petak-petak kulit yang gelap. Kulit yang menerima sediaan niasinamida juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam hal kekenyalan dibandingkan kulit yang menerima plasebo.

Sumber Niasinamida dari Makanan

Karena merupakan zat yang terdapat secara alami, niasinamida dapat ditemukan dalam berbagai makanan. Salah satu sumber niasinamida terbaik dari makanan ditemukan dalam triptofan. 

Triptofan dapat ditemukan dalam makanan seperti ayam, tuna, kalkun, kacang, oat, pisang, dan cokelat. Setelah dikonsumsi, triptofan secara alami diubah menjadi niasinamida di hati. Proses ini memerlukan vitamin B6, zat besi, dan vitamin B2 atau riboflavin untuk pengubahan yang optimal.

Meski niasinamida bisa diproduksi dari triptofan di hati, ada banyak makanan yang mengandung vitamin ini sendiri secara alami. Niasin dan niasinamida dapat ditemukan dalam berbagai kelompok makanan, antara lain daging, kacang-kacangan dan biji-bijian, produk susu, padi-padian, serta buah-buahan dan sayuran. Daftar makanan yang kaya akan niasin antara lain makanan yang tercantum di bawah ini. Kandungan niasin dicantumkan per sajian.

Daging

  • Hati sapi 14,9 miligram (mg)
  • Babi 6,3 mg
  • Tuna 8,6 mg
  • Salmon 8,6 mg
  • Dada kalkun 10 mg
  • Dada ayam 10,3 mg

Kacang-kacangan dan biji-bijian

  • Biji bunga matahari 2 mg
  • Biji labu kuning 1,3 mg
  • Kacang mete 0,4 mg

Produk susu

  • Susu 1% 0,2 mg
  • Yogurt tawar rendah-lemak 0,3 mg

Padi-padian

  • Roti gandum utuh 1,4 mg
  • Bulgur 0,9 mg
  • Beras merah 5,2 mg

Buah-buahan dan sayuran

  • Pisang 0,8 mg
  • 1/2 cangkir kismis 0,6 mg
  • Brokoli 0,4 mg
  • Tomat 0,5 mg

Karena niasin terdapat dalam berbagai makanan, mengonsumsi pola makan yang bervariasi dapat membantu mendukung asupan vitamin B3 yang optimal.

Suplemen Niasinamida Dibandingkan dengan Suplemen Niasin

Kalau bicara tentang suplementasi oral, niasinamida kerap lebih disukai daripada niasin. Alasannya karena niasin dengan dosis lebih tinggi dapat menyebabkan pemerahan, gatal, dan sensasi panas di kulit. Kondisi tidak nyaman ini dikenal sebagai flushing atau kemerahan dan dapat berlangsung hingga satu jam.

Karena tidak menyebabkan flushing, niasinamida dapat digunakan dengan cara yang sama seperti niasin, tetapi tanpa potensi ketidaknyamanan. Selain dapat mengatasi pelagra, niasinamida juga memiliki manfaat-manfaat lain bagi kesehatan, mulai dari dukungan untuk diabetes dan menurunkan kadar kolesterol hingga meningkatkan kesehatan kulit.

Poin Penting

Niasinamida merupakan bentuk vitamin B3 yang terdapat secara alami dan serbaguna. Vitamin yang sangat serbaguna ini dikenal karena kemampuannya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan berbagai sistem tubuh, mulai dari kesehatan metabolisme hingga kesehatan kulit.

Entah sasarannya kulit yang berkilau atau kadar kolesterol yang sehat, penambahan niasinamida ke dalam rutinitas kesehatan yang komprehensif dapat membantu Anda meningkatkan kesehatan yang optimal hingga bertahun-tahun mendatang.

Referensi:

  1. Boo YC. Mechanistic Basis and Clinical Evidence for the Applications of Nicotinamide (Niacinamide) to Control Skin Aging and Pigmentation. Antioxidants (Basel). 2021;10(8):1315. Published 2021 Aug 21. doi:10.3390/antiox10081315
  2. Çatak J. Determination of niacin profiles in some animal and plant based foods by high performance liquid chromatography: association with healthy nutrition. J Anim Sci Technol. 2019;61(3):138-146. doi:10.5187/jast.2019.61.3.138
  3. Cheng SC, Young DO, Huang Y, Delmez JA, Coyne DW. A randomized, double-blind, placebo-controlled trial of niacinamide for reduction of phosphorus in hemodialysis patients. Clin J Am Soc Nephrol. 2008;3(4):1131-1138. doi:10.2215/CJN.04211007
  4. Chi Y, Sauve AA. Nicotinamide riboside, a trace nutrient in foods, is a vitamin B3 with effects on energy metabolism and neuroprotection. Curr Opin Clin Nutr Metab Care. 2013;16(6):657-661. doi:10.1097/MCO.0b013e32836510c0
  5. Covarrubias AJ, Perrone R, Grozio A, Verdin E. NAD+ metabolism and its roles in cellular processes during aging. Nat Rev Mol Cell Biol. 2021;22(2):119-141. doi:10.1038/s41580-020-00313-x
  6. D'Orazio J, Jarrett S, Amaro-Ortiz A, Scott T. UV radiation and the skin. Int J Mol Sci. 2013;14(6):12222-12248. Published 2013 Jun 7. doi:10.3390/ijms140612222
  7. Gehring W. Nicotinic acid/niacinamide and the skin. J Cosmet Dermatol. 2004;3(2):88-93. doi:10.1111/j.1473-2130.2004.00115.x
  8. Madaan P, Sikka P, Malik DS. Cosmeceutical Aptitudes of Niacinamide: A Review. Recent Adv Antiinfect Drug Discov. 2021;16(3):196-208. doi:10.2174/2772434416666211129105629
  9. Mainville L, Smilga AS, Fortin PR. Effect of Nicotinamide in Skin Cancer and Actinic Keratoses Chemoprophylaxis, and Adverse Effects Related to Nicotinamide: A Systematic Review and Meta-Analysis. J Cutan Med Surg. 2022;26(3):297-308. doi:10.1177/12034754221078201
  10. Méndez-Lara KA, Letelier N, Farré N, Diarte-Añazco EMG, Nieto-Nicolau N, Rodríguez-Millán E, Santos D, Pallarès V, Escolà-Gil JC, Vázquez del Olmo T, Lerma E, Camacho M, Casaroli-Marano RP, Valledor AF, Blanco-Vaca F, Julve J. Nicotinamide Prevents Apolipoprotein B-Containing Lipoprotein Oxidation, Inflammation and Atherosclerosis in Apolipoprotein E-Deficient Mice. Antioxidants. 2020; 9(11):1162. https://doi.org/10.3390/antiox9111162
  11. Prinzo ZW. Pellagra and its prevention and control in major emergencies. World Health Organization. 2000.
  12. Rolfe HM. A review of nicotinamide: treatment of skin diseases and potential side effects. J Cosmet Dermatol. 2014;13(4):324-328. doi:10.1111/jocd.12119
  13. Snaidr VA, Damian DL, Halliday GM. Nicotinamide for photoprotection and skin cancer chemoprevention: A review of efficacy and safety. Exp Dermatol. 2019;28 Suppl 1:15-22. doi:10.1111/exd.13819 (MOA cancer protection)
  14. Wohlrab J, Kreft D. Niacinamide - mechanisms of action and its topical use in dermatology. Skin Pharmacol Physiol. 2014;27(6):311-315. doi:10.1159/000359974
  15. Yilmaz Z, Piracha F, Anderson L, Mazzola N. Supplements for Diabetes Mellitus: A Review of the Literature. J Pharm Pract. 2017;30(6):631-638. doi:10.1177/0897190016663070
  16. Zhong, O., Wang, J., Tan, Y. et al. Effects of NAD+ precursor supplementation on glucose and lipid metabolism in humans: a meta-analysis. Nutr Metab (Lond) 19, 20 (2022). https://doi.org/10.1186/s12986-022-00653-9

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya