Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

Asam Alfa Lipoat Merupakan Antioksidan Sempurna dari Alam—Inilah Alasannya

89,837 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Apa itu Asam Alfa Lipoat?

Asam alfa lipoat (ALA) merupakan senyawa mirip vitamin unik yang kerap digambarkan sebagai “antioksidan sempurna dari alam.” Meskipun ALA dapat diproduksi secara alami di dalam tubuh, terkadang hasil dari sintesis tidak memadai sehingga suplementasi diperlukan.

Asam alfa lipoat merupakan kofaktor atau koenzim untuk setidaknya lima sistem enzim. Artinya, enzim tidak dapat menjalankan fungsi yang diperlukan tanpa ALA. Dua dari sistem enzim ini terlibat dalam produksi energi, sementara yang lain terlibat dalam detoksifikasi dan pengangkutan asam lemak. Tidak heran jika tingkat ALA seluler yang rendah dikaitkan dengan kerusakan dan disfungsi sel karena kurangnya ATP serta perlindungan antioksidan yang ditawarkan oleh ALA.

Karena ALA merupakan molekul kecil, maka senyawa ini diserap secara efisien dan melintasi membran sel dengan mudah. Tidak seperti vitamin E, yang pada dasarnya larut dalam lemak, dan vitamin C, yang larut dalam air, ALA dapat menghilangkan radikal bebas yang larut dalam air atau lemak di dalam dan di luar sel. Selanjutnya, asam alfa lipoat memperpanjang umur biokimia vitamin C dan E serta antioksidan lainnya.2

Fungsi Utama Asam Alfa Lipoat

  • Asam alfa lipoat diperlukan untuk pembuatan adenosin trifosfat (ATP)
  • ALA bertindak sebagai antioksidan seluler yang penting
  • ALA membantu mengurangi penanda peradangan1

Apakah Asam Alfa Lipoat Terdiri dari Beberapa Bentuk?

Asam alfa lipoat (ALA) memiliki dua bentuk, satu yang mengandung bentuk R alami, yang dikenal sebagai R-ALA, dan satu lagi yang sering disebut sebagai ALA yang mengandung campuran bentuk R dan S. Penamaan R dan S mengacu pada orientasi molekul. Keduanya mirip satu sama lain. Bentuk R merupakan bentuk alami ALA  yang digunakan oleh tubuh manusia. Bentuk S merupakan bentuk sintetis yang tidak digunakan tubuh dalam proses enzimatik apa pun. Suplemen ALA mengandung campuran 50/50 bentuk R dan S, yang dapat disebut R,S-ALA, atau bentuk R-ALA murni.3

Jika suplemen mencantumkan ALA saja pada labelnya, maka dapat diasumsikan bahwa itu merupakan bentuk R,S-ALA.

Suplemen ALA paling baik dikonsumsi saat perut kosong untuk meningkatkan penyerapan.4

Apa Manfaat dari Asam Alfa Lipoat?

Karena aktivitas antioksidannya yang kuat dan unik, Asam alfa lipoat (ALA) telah digunakan sejak lama untuk meningkatkan kesehatan. ALA telah menunjukkan kemampuannya untuk mengoptimalkan perlindungan antioksidan, detoksifikasi, dan kesehatan hati, mendukung kontrol kadar gula darah dan fungsi saraf yang sehat, meningkatkan metabolisme, membantu penurunan berat badan, serta melindungi dari penuaan.4  

Efek Antioksidan, Antipenuaan, dan Detoksifikasi

ALA dapat membantu mendukung penuaan yang sehat dengan meningkatkan kadar antioksidan dengan memengaruhi ekspresi gen. Secara khusus, ALA mengaktifkan senyawa yang dikenal sebagai Nrf2, yang mengatur jaringan regulasi kompleks yang memengaruhi metabolisme, fungsi mitokondria, dan peradangan.5

Nrf2 disebut sebagai “penjaga periode sehat dan pelindung umur panjang,” karena senyawa ini melindungi sel dari kerusakan dan penuaan.6 Salah satu alasan Nrf2 menghasilkan manfaat ini adalah karena Nrf2 merupakan aktivator kuat dari enzim yang dikenal sebagai NQO1 yang penting untuk beberapa reaksi dalam sel. Kekurangan NQO1 dikaitkan dengan gangguan detoksifikasi, tingkat energi yang lebih rendah, dan fungsi seluler yang berubah. Di antara reaksi kritisnya, NQO1 mengubah CoQ10 dari bentuk tidak aktifnya (ubikuinon) menjadi bentuk aktifnya (ubikuinol). 

ALA juga membantu memperbaiki protein teroksidasi, mencegah peradangan terkait usia, mendukung kesehatan mitokondria dan produksi energi, serta meningkatkan kadar glutation. Studi praklinis juga menunjukkan bahwa ALA mengatasi berbagai fitur mendasar lainnya yang berkontribusi pada melemahnya daya ingat dan penurunan kognitif.7  

ALA melindungi hati dari kerusakan akibat radikal bebas dan juga membantu meningkatkan reaksi detoksifikasi. ALA meningkatkan produksi glutation, antioksidan seluler utama, dan senyawa detoksifikasi. ALA juga membantu menghilangkan logam berat dari darah (timbal, merkuri, kadmium, dll). Bukti klinis awal telah menunjukkan manfaat senyawa ini dalam mendukung kesehatan hati.4 

Aspek penting dari aktivitas antioksidan dalam tubuh mencakup tingkat ALA, glutation, dan molekul yang mengandung sulfur lainnya. Dalam bentuk aktifnya, molekul-molekul ini dapat mengikat dan bertindak sebagai senyawa detoksifikasi dan antioksidan. Tetapi molekul ini juga memiliki bentuk tidak aktif. Oleh karena itu, rasio molekul belerang aktif dan tidak aktif merupakan penanda utama status antioksidan. Semakin tinggi tingkat molekul belerang aktif, maka semakin besar perlindungannya. 

Dukungan Fungsi Saraf dan Otak

ALA juga telah terbukti melindungi struktur dan fungsi sawar darah otak. Biasanya, sawar pelindung ini mencegah lewatnya molekul besar dan sel darah putih ke otak. Kerusakan sawar darah otak dapat mengakibatkan peradangan yang signifikan di dalam otak. ALA juga telah menunjukkan kemampuannya untuk menghambat pembentukan berbagai senyawa yang terkait dengan peningkatan peradangan di dalam otak.9

Studi klinis pada manusia telah menunjukkan fungsi ALA dalam melindungi jaringan saraf dan otak. Beberapa dari penelitian ini dilakukan pada orang yang menderita penyakit sklerosis ganda (MS), suatu kondisi yang ditandai dengan hilangnya selubung mielin yang mengelilingi serabut saraf.9 Selubung mielin sangat penting untuk transmisi impuls saraf. Oleh karena itu, ada gangguan fungsi saraf yang signifikan pada penderita MS. Studi klinis ALA telah dilakukan pada penderita MS dengan menggunakan dosis sebesar 1.200 mg per hari (R,S-ALA). Suplementasi dengan ALA terbukti meningkatkan fungsi saraf dan menurunkan kadar matriks metaloproteinase 9 (MMP-9) dan sitokin. Keduanya merupakan penanda peradangan dan kerusakan saraf.10,11 

Penggunaan jangka panjang dari suplemen ALA terbukti memperbaiki struktur dan fungsi saraf pada pasien yang menderita neuropati diabetik. Beberapa uji klinis pada manusia telah menunjukkan manfaat suplementasi ALA dalam subjek ini.4,12,13 Dalam studi buta ganda selama 4 tahun dari 460 pasien diabetes dengan neuropati ringan sampai sedang, subjek yang menerima 600 mg ALA per hari menunjukkan peningkatan yang signifikan dan pencegahan perkembangan neuropati.12 Perbaikan umumnya terlihat dalam tiga minggu setelah suplementasi dengan dosis 400 hingga 600 mg R,S-ALA. Beberapa manfaat ini dapat dirasakan berkat peningkatan kontrol kadar gula darah (dibahas di bawah).

Manfaat Kontrol Gula Darah

ALA juga dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah dan sensitivitas insulin. Karena stres oksidatif sangat berpengaruh terhadap resistensi insulin dan hilangnya kontrol gula darah, ALA mengatasi faktor ini. Dan karena ALA juga memfasilitasi konversi glukosa menjadi energi, maka terjadilah tindakan dengan manfaat tambahan. Studi klinis pada manusia telah mengonfirmasi ALA mampu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin, meningkatkan kontrol gula darah, menurunkan stres oksidatif, serta meningkatkan kesehatan pembuluh darah. Perbaikan kadar gula darah dan sensitivitas insulin diamati dalam satu atau dua minggu setelah memulai suplementasi ALA.14,15 

Metabolisme dan Penurunan Berat Badan

Studi praklinis menunjukkan bahwa ALA dapat membantu meningkatkan metabolisme, memaksimalkan pembakaran lemak sebagai energi, mengurangi asupan makanan, dan berpotensi membantu menurunkan berat badan. Beberapa uji klinis telah dilakukan untuk memperjelas efek ALA dalam menurunkan berat badan. Misalnya, dalam sebuah studi buta ganda, 97 wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas menerapkan pola makan yang mendorong penurunan berat badan 30% lebih sedikit dari total pengeluaran energi. Satu kelompok bertindak sebagai kelompok kontrol dan kelompok lainnya disuplementasi dengan 300 mg ALA; minyak ikan yang menyediakan 1,3 g EPA; atau kombinasi ALA 300 mg dan EPA 1,3 g.16 

Penelitian berlangsung selama sepuluh minggu, dan kelompok kontrol kehilangan rata-rata 11,44 pon; kelompok EPA 11,88 pon; kelompok ALA 15,4 pon; dan kelompok ALA+EPA 14,3 pon. Oleh karena itu, suplementasi ALA sendiri atau yang dikombinasikan dengan EPA mampu meningkatkan efek diet. ALA membantu menurunkan berat badan ekstra sekitar 3 pon selama sepuluh minggu. Penurunan berat badan dikaitkan dengan perubahan positif dalam metabolisme lipid dan glukosa. 

Ada beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dari penelitian ini. Yang terpenting, semua subjek menerapkan pola makan rendah kalori, yang memungkinkan kelompok kontrol sekali pun untuk menurunkan berat badan. ALA memiliki pengaruh besar dalam meningkatkan penurunan berat badan tambahan. Pada beberapa studi, di mana ALA hanya diberikan kepada subjek yang ingin menurunkan berat badan, ALA tidak mendorong penurunan berat badan yang signifikan bahkan jika dosisnya adalah 1.200 mg per hari meskipun terlihat adanya perbaikan pada lingkar pinggang. Kendati demikian, meta-analisis terperinci dari 8 studi terkait penurunan berat badan menyimpulkan bahwa suplementasi ALA mengurangi BMI dan lingkar pinggang secara signifikan.17

Apakah ALA Pelepasan Terkendali Diperlukan?

Asam alfa lipoat (ALA) tersedia dalam bentuk pelepasan langsung reguler serta bentuk pelepasan terkendali. Bukti yang ada tampaknya tidak mendukung manfaat dari mengonsumsi produk dalam bentuk pelepasan terkendali. Tampaknya formulasi pelepasan langsung lebih aman digunakan. ALA cepat diserap dengan persentase yang kira-kira sama, baik dosisnya 50 atau 600 mg. Ketersediaan hayati yang mutlak dari ALA menunjukkan sekitar 93% dari dosisnya diserap oleh tubuh, berapa pun besaran dosisnya.4,18 

Meskipun ALA pelepasan terkendali diserap lebih lambat, itu mungkin bukan hal yang baik karena ALA tampaknya mendapatkan manfaat klinis paling signifikan jika dikonsumsi secara oral sebab dosis ALA yang dikonsumsi harus melebihi kemampuan hati dalam menyimpan ALA dan dengan demikian memungkinkannya masuk ke sirkulasi umum yang mengarah ke peningkatan cepat dalam kadar darah dan pengiriman ke jaringan vital lainnya. Tujuan ini sebaiknya dicapai dengan produk pelepasan langsung, dan yang terbaik adalah menggunakan dosis satu kali sehari dibandingkan dengan dosis yang dibagi.4,18 

Efek Samping, Keamanan, dan Interaksi Obat

ALA umumnya ditoleransi dengan baik dan tidak memiliki efek samping. Efek samping yang paling umum adalah iritasi lambung ringan atau mual. Efek samping yang tidak biasa ini semakin berkurang dengan penggunaan R-ALA.3 

ALA juga sangat aman karena dosis hingga 2.400 mg per hari tidak menghasilkan efek samping yang signifikan. Gejala saluran pencernaan ringan (seperti mual dan sakit perut), sakit kepala, dan gejala kulit ringan (terutama sensasi gatal, urtikaria, atau gejala kondisi kulit alergi) telah dilaporkan.19 

Suplementasi ALA mungkin memerlukan penyesuaian dosis untuk insulin atau obat hipoglikemik oral seperti metformin untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan kontrol gula darah.

Referensi:

  1. Vajdi M, Mahmoudi-Nezhad M, Farhangi MA. An updated systematic review and dose-response meta-analysis of the randomized controlled trials on the effects of Alpha-Lipoic acid supplementation on inflammatory biomarkers. Int J Vitam Nutr Res. 2021;1-14.
  2. Rochette L, Ghibu S, Richard C, Zeller M, Cottin Y, Vergely C. Direct and indirect antioxidant properties of α-lipoic acid and therapeutic potential. Mol Nutr Food Res. 2013;57(1):114-125.
  3. Cameron M, Taylor C, Lapidus J, Ramsey K, Koop D, Spain R. Gastrointestinal Tolerability and Absorption of R- Versus R,S-Lipoic Acid in Progressive Multiple Sclerosis: A Randomized Crossover Trial. J Clin Pharmacol. 2020;60(8):1099-1106.
  4. Salehi B, Berkay Yılmaz Y, Antika G, et al. Insights on the Use of α-Lipoic Acid for Therapeutic Purposes. Biomolecules. 2019;9(8):356.
  5. Elangovan S, Hsieh TC. Control of cellular redox status and upregulation of quinone reductase NQO1 via Nrf2 activation by alpha-lipoic acid in human leukemia HL-60 cells. Int J Oncol. 2008;33(4):833-838.
  6. Lewis KN, Mele J, Hayes JD, Buffenstein R. Nrf2, a guardian of healthspan and gatekeeper of species longevity. Integr Comp Biol. 2010;50(5):829-843. 
  7. Seifer F, Khalili M, Khaledyan H, et al. α-Lipoic acid, functional fatty acid, as a novel therapeutic alternative for central nervous system diseases: A review. Nutr Neurosci. 2019;22(5):306-316.
  8. Vural G, Gümüşyayla Ş, Deniz O, Neşelioğlu S, Erel Ö. Relationship between thiol-disulphide homeostasis and visual evoked potentials in patients with multiple sclerosis. Neurol Sci. 2019 Feb;40(2):385-391. 
  9. Schreibelt G, Musters RJ, Reijerkerk A, et al. Lipoic acid affects cellular migration into the central nervous system and stabilizes blood-brain barrier integrity. J Immunol. 2006;177(4):2630-2637.
  10. Xie H, Yang X, Cao Y, Long X, Shang H, Jia Z. Role of lipoic acid in multiple sclerosis. CNS Neurosci Ther. 2022;28(3):319-331.
  11. Waslo C, Bourdette D, Gray N, Wright K, Spain R. Lipoic Acid and Other Antioxidants as Therapies for Multiple Sclerosis. Curr Treat Options Neurol. 2019;21(6):26.
  12. Ziegler D, Low PA, Freeman R, Tritschler H, Vinik AI. Predictors of improvement and progression of diabetic polyneuropathy following treatment with α-lipoic acid for 4 years in the NATHAN 1 trial. J Diabetes Complications. 2016;30(2):350-356.
  13. El-Nahas MR, Elkannishy G, Abdelhafez H, Elkhamisy ET, El-Sehrawy AA. Oral Alpha Lipoic Acid Treatment for Symptomatic Diabetic Peripheral Neuropathy: A Randomized Double-Blinded Placebo-Controlled Study. Endocr Metab Immune Disord Drug Targets. 2020;20(9):1531-1534.
  14. Ebada MA, Fayed N, Fayed L, et al. Efficacy of Alpha-lipoic Acid in The Management of Diabetes Mellitus: A Systematic Review and Meta-analysis. Iran J Pharm Res. 2019;18(4):2144-2156.
  15. Najafi N, Mehri S, Ghasemzadeh Rahbardar M, Hosseinzadeh H. Effects of alpha-lipoic acid on metabolic syndrome: A comprehensive review. Phytother Res. 2022;10.1002/ptr.7406.
  16. Huerta AE, Navas-Carretero S, Prieto-Hontoria PL, Martínez JA, Moreno-Aliaga MJ. Effects of α-lipoic acid and eicosapentaenoic acid in overweight and obese women during weight loss. Obesity 2015 Feb;23(2):313-21. 
  17. Vajdi M, Abbasalizad Farhangi M. Alpha-lipoic acid supplementation significantly reduces the risk of obesity in an updated systematic review and dose-response meta-analysis of randomised placebo-controlled clinical trials. Int J Clin Pract. 2020;74(6):e13493.
  18. Teichert J, Kern J, Tritschler HJ, Ulrich H, Preiss R. Investigations on the pharmacokinetics of alpha-lipoic acid in healthy volunteers. Int J Clin Pharmacol Ther 1998;36(12):625-8
  19. Fogacci F, Rizzo M, Kroger C, et al. Safety Evaluation of α-Lipoic Acid Supplementation: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Placebo-Controlled Clinical Studies. Antioxidants (Basel). 2020;9(10):1011.

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya