Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

L-teanin, Manfaat Kesehatan, dan Fungsi Kognitif

142,911 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Asam amino l-teanin(γ-N-etilglutamin), muncul secara alami pada daun teh dan jamur bay bolete Xerocomus badius yang dapat dimakan. Teh hijau dan teh hitam dibuat dari tanaman yang sama. Teh hitam diproduksi melalui fermentasi, tetapi teh hijau tidak difermentasi. Teh hijau telah menjadi andalan pengobatan Tiongkok selama lebih dari 3 abad, dan digunakan secara medis baik dikombinasikan dengan herbal lainnya maupun digunakan sendiri dalam bentuk cairan pekat untuk meningkatkan stamina dan konsentrasi. Jumlah l-teanin tergantung di mana tanaman teh ditanam, metode produksi, dan waktu panennya. Berbagai jenis teh seperti Camellia sinensivar memiliki konsentrasi l-teanin yang lebih tinggi dibandingkan dengan C. sinensis yang lebih populer. Bentuk sintetis dari L-teanin (Suntheanine™) juga tersedia. 

L-teanin secara luas digunakan di negara-negara Asia untuk mengobati berbagai masalah kesehatan medis dan mental dan dengan cepat meraih popularitas di negara-negara Barat. Kafein, konstituen utama lainnya dari teh, meningkatkan kadar asetilkolin dan dopamin otak yang menghasilkan peningkatan perhatian, kognisi, dan suasana hati. Efek kognitif yang menguntungkan dari kafein berlangsung lebih cepat dibanding l-teanin karena diserap lebih cepat, mencapai kadar plasma puncak setelah 30 menit dibandingkan dengan kadar plasma puncak l-teanin, yakni sekitar 50 menit setelah konsumsi. Selain l-teanin dan kafein, daun teh mengandung konstituen lain yang memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan, termasuk asam amino glutamin, arginin, serin dan alanin, serta senyawa fenolik epigallocatechin, epicatechin gallate, epicatechin, dan epigallocatechin-gallate (disebut ‘katekin’). Matcha merupakan olahan teh hijau khusus yang mengandung tingkat fitokimia bermanfaat yang lebih tinggi dibandingkan dengan teh hijau biasa. 

Penelitian pada hewan dan manusia membuktikan bahwa L-teanin mengurangi respons stres subjektif, meningkatkan kinerja kognitif, meningkatkan kualitas tidur, serta memiliki efek perlindungan terhadap penyakit kronis, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan flu biasa. Konstituen yang berbeda dari teh hijau termasuk l-teanin, kafein, dan katekin dapat membantu mencegah sindrom metabolik dan obesitas. L-teanin mengurangi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif (yaitu ‘radikal bebas’), meningkatkan konsentrasi glutation di hati, meningkatkan kapasitas enzim hati seperti superoksida dismutase untuk membersihkan racun dari darah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa l-teanin memiliki manfaat antipenuaan. Katekin dari teh hijau memiliki aktivitas antimikroba dan antivirus yang bermanfaat. Pada saluran pencernaan, teh hijau telah terbukti mengaktifkan antioksidan intraseluler dan menghambat pembentukan prokarsinogen. 

L-teanin dan Gangguan Neuropsikiatri

L-teanin telah terbukti meningkatkan pembelajaran, daya ingat dan fungsi kognitif, serta dapat meningkatkan perhatian selektif selama melakukan tugas mental. Studi epidemiologis mendukung konsumsi rutin teh yang terbuat dari daun Camellia sinensis, dikaitkan dengan berkurangnya insiden penurunan kognitif, peningkatan suasana hati, dan peningkatan kapasitas untuk mengatasi stres. L-teanin merupakan terapi augmentasi yang menjanjikan untuk skizofrenia, dan memiliki efek menguntungkan pada gangguan suasana hati, gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), serta gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan gangguan bipolar.

Studi terkontrol plasebo telah meneliti efek L-teanin itu sendiri atau dalam kombinasi dengan kafein terhadap suasana hati dan kinerja kognitif, dengan temuan fungsi kognitif meningkat dalam menanggapi pengobatan gabungan tetapi tidak dalam menanggapi l-teanin saja. Dua meta-analisis intervensi manusia pada efek psikoaktif akut konstituen teh terhadap suasana hati dan kinerja kognitif menemukan bukti bahwa l-teanin meningkatkan relaksasi yang dilaporkan sendiri, mengurangi perasaan ketegangan subjektif, dan kafein meningkatkan kinerja pada tugas kognitif yang menuntut, serta meningkatkan kewaspadaan dan semangat. 

Penelitian pada hewan membuktikan bahwa L-teanin dengan cepat melintasi sawar darah otak, meningkatkan kadar serotonin, GABA dan dopamin otak, mengikat reseptor glutamat dan NMDA, serta dapat meningkatkan kadar faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF). Konsumsi l-teanin jangka panjang (yaitu selama 3 hingga 4 minggu) memiliki manfaat neuroprotektif umum yang dimediasi oleh peningkatan sintesis abrineurin (BDNF) pada hipokampus, area otak yang memainkan peran sentral dalam konsolidasi daya ingat. Semua efek ini diyakini menghasilkan penurunan kecemasan. 

Karena L-teanin biasanya dicerna bersama dengan kafein dan konstituen bioaktif teh lainnya, sebagian besar penelitian telah meneliti efek gabungan dari l-teanin dan kafein pada suasana hati dan kognisi. 

L-teanin, Kecemasan, dan Stres

Efek antikecemasan dari L-teanin dimediasi melalui mekanisme yang berbeda termasuk peningkatan aktivitas gelombang otak alfa, peningkatan sintesis GABA, dan perannya sebagai antagonis lemah dari reseptor glutamat AMPA. Manfaat menenangkan umum dari l-teanin tercermin dalam peningkatan aktivitas listrik otak dalam rentang frekuensi alfa (8 hingga 13 Hz). Perubahan aktivitas listrik otak yang diukur dengan elektroensefalografi (EEG) bergantung pada dosis, dan mirip dengan perubahan EEG yang bermanfaat yang diamati dalam meditasi, termasuk peningkatan gelombang alfa di area oksipital dan parietal. Peningkatan aktivitas alfa telah terbukti berlanjut selama 60 menit setelah pemberian dosis 200mg l-teanin, dan efek ini lebih terlihat pada individu dengan sifat kecemasan yang lebih tinggi. Yang terakhir, konsumsi teh hijau dengan kandungan l-teanin yang tinggi diketahui dapat mengurangi hipertrofi adrenal pada tikus yang terpapar stres kronis. 

Seseorang yang minum teh hijau untuk mengatasi stres atau kecemasan mengalami efek menenangkan yang lebih signifikan dibanding efek merangsang tergantung pada jumlah relatif L-teanin dan kafein dalam spesies teh tertentu dan cara pengolahannya. Efek menenangkan umum biasanya terlihat dalam 30 sampai 40 menit setelah L-teanin dikonsumsi dengan dosis 50 sampai 200mg, dan biasanya berlangsung 8 sampai 10 jam. Gejala kecemasan moderat sering kali merespons rejimen 200mg sekali atau dua kali sehari. Kecemasan yang lebih parah mungkin memerlukan dosis 600mg hingga 800mg setiap hari yang dikonsumsi dengan tambahan 100mg hingga 200mg setiap hari. Tidak seperti benzodiazepin dan obat resep antikecemasan lainnya, L-teanin tidak menyebabkan kantuk, refleks lambat, atau mengganggu konsentrasi, tidak ada risiko munculnya toleransi atau ketergantungan. Tidak ada laporan efek samping yang serius atau interaksi antara l-teanin dan obat-obatan psikotropika atau produk alami lainnya. 

Temuan dari penelitian seputar l-teanin untuk mengatasi kecemasan tidak menunjukkan hasil yang konsisten. Perbedaan hasil mungkin terkait dengan populasi pasien yang berbeda yang diperiksa, dan fakta bahwa beberapa penelitian meneliti kafein dalam kombinasinya dengan l-teanin. Sebuah uji coba terkontrol plasebo yang membandingkan l-teanin 200mg/hari dengan benzodiazepine alprazolam, menemukan bukti untuk efek ansiolitik umum tetapi tidak untuk penurunan kecemasan yang diinduksi secara eksperimental. Sebaliknya, dua penelitian lain melaporkan penurunan signifikan dalam ukuran stres subjektif seperti penurunan denyut jantung dan tekanan darah, sebagai respons terhadap dosis l-teanin yang sama. Dalam uji coba terkontrol plasebo selama 4 minggu (N=30) orang dewasa tanpa penyakit kejiwaan yang secara acak diberi l-teanin 200m/hari mengalami penurunan kecemasan yang lebih besar secara signifikan dan peningkatan kualitas tidur dibandingkan dengan kelompok plasebo. Dalam uji coba terkontrol plasebo kecil, yang mengikutsertakan 16 sukarelawan dewasa yang sehat, yang secara acak diberi l-teanin 200mg/hari vs alprazolam 1mg atau plasebo sambil dipantau selama kondisi rileks dan kecemasan akut yang diinduksi secara eksperimental. L-teanin memiliki efek relaksasi selama kondisi awal, akan tetapi, baik alprazolam maupun l-teanin tidak memiliki efek ansiolitik yang lebih besar dibandingkan dengan plasebo selama keadaan rileks atau keadaan kecemasan yang diinduksi secara eksperimental. 

Dalam studi terkontrol plasebo 10 minggu (N=46) orang dewasa dengan diagnosis DSM-5 dari Gangguan Kecemasan Umum secara acak diberi l-teanin (450 hingga 900mg/hari) vs plasebo sambil melanjutkan pengobatan mereka saat ini. Kelompok yang disuplementasi dengan l-teanin tidak mengungguli kelompok plasebo dalam ukuran penurunan kecemasan atau peningkatan kualitas tidur. Dalam sebuah penelitian kecil terkontrol plasebo (N=34) orang dewasa sehat berusia 18-40 diberi l-teanin vs plasebo kemudian mengalami stresor kognitif tugas ganda. Kelompok l-teanin melaporkan respons stres yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan plasebo satu jam setelah dikonsumsi. Studi lain seputar minuman nutrisi yang mengandung l-teanin 200mg, fosfatidilserin 1mg, kamomil 10mg, dan alpha-GPC 25mg, menemukan penurunan respons stres subjektif secara signifikan 1 jam setelah konsumsi dan secara signifikan mengurangi kadar kortisol serum 3 jam setelah konsumsi. 

L-teanin dan Gangguan Psikiatri Lainnya

Sebuah studi terkontrol plasebo menemukan bahwa l-teanin 100mg dua kali sehari secara signifikan meningkatkan kualitas tidur pada anak laki-laki dengan ADHD, menunjukkan bahwa l-teanin bisa menjadi terapi tambahan yang efektif pada ADHD. L-teanin tidak menyebabkan kantuk, namun, mengonsumsi 200mg l-teanin sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur dengan menurunkan tingkat kecemasan. 

Temuan yang muncul membuktikan bahwa l-teanin memiliki efek menguntungkan pada gejala depresi dan psikosis. Dalam penelitian label terbuka selama 8 minggu (N=20) orang dewasa yang didiagnosis dengan gangguan depresi mayor yang diberi l-teanin 250mg/hari melaporkan peningkatan suasana hati, kecemasan, dan kualitas tidur. 

L-teanin juga memiliki efek menguntungkan pada kecemasan yang berhubungan dengan psikosis. Temuan dari uji coba terkontrol plasebo selama 8 minggu membuktikan bahwa augmentasi l-teanin pada individu dengan skizofrenia dan gangguan skizoafektif dapat menurunkan tingkat kecemasan. Efek menguntungkan dari augmentasi l-teanin pada populasi ini dapat dimediasi oleh peningkatan kortisol dan faktor neurotropik yang diturunkan dari otak (BDNF). Pengobatan kombinasi yang mengandung pregnenolon neurosteroid dan asam amino L-teanin memiliki efek menguntungkan pada gejala psikosis. Dalam 8 minggu uji coba buta ganda terkontrol plasebo (N=40) orang dewasa yang mengidap skizofrenia atau gangguan skizoafektif dengan respons suboptimal terhadap antipsikotik, secara acak diberi pregnenolon (50mg/hari) plus l-teanin (400mg/hari) vs plasebo sambil melanjutkan pengobatan antipsikotik mereka. Pada titik akhir penelitian, kelompok yang menerima pregnenolon plus l-teanin memiliki gejala psikosis negatif yang lebih sedikit secara signifikan seperti afek tumpul, anhedonia, dan kesulitan bicara, mengalami penurunan kecemasan secara signifikan, dan peningkatan fungsi umum yang lebih besar, dibandingkan dengan kelompok plasebo. 

L-teanin, Penyakit Serebrovaskular, dan Stroke

Temuan penelitian pada hewan menunjukkan bahwa l-teanin dapat membantu mencegah penyakit serebrovaskular dan mengurangi dampak kecelakaan serebrovaskular (yaitu stroke). Efek neuroprotektif dari l-teanin setelah mengalami stroke ringan terkait dengan aksinya sebagai antagonis reseptor glutamat AMPA. Tikus yang diberi l-teanin (0,3 hingga 1mg/kg) sebelum mengalami kondisi stroke berulang yang diinduksi secara eksperimental menunjukkan penurunan yang signifikan pada gangguan memori spasial dan kematian sel saraf. 

Referensi:

  1. Bond, A.; Lader, M. The use of analogue scales in rating subjective feelings. Br. J. Med. Psychol. 1974, 47, 211–218. 
  2. Boros, K., N. Jedlinszki and D. Csupor, 2016. Theanine and caffeine content of infusions prepared from commercial tea samples.Theanine and caffeine content of infusions prepared from commercial tea samples. Pharmacog. Mag., 12: 75-79.
  3. Camfield DA, Stough C, Farrimond J, Scholey AB. (2014) Acute effects of tea constituents L-theanine, caffeine, and epigallocatechin gallate on cognitive function and mood: a systematic review and meta-analysis. Nutr Rev.;72(8):507-22. 
  4. Chu, D.C., 1997. Green Tea-Its Cultivation, Processing of the Leaves for Drinking Materials and Kinds of Green Tea. In: Chemistry and Applications of Green Tea, Yamamoto, T., J.R. Lekh, D.C. Chu and M. Kim (Eds.)., CRC Press, Boca Raton, pp: 1-11.
  5. Culetu, A., B. Fernandez-Gomez, M. Ullate, M.D. del Castillo and W. Andlauer, 2016. Effect of theanine and polyphenols enriched fractions from decaffeinated tea dust on the formation of Maillard reaction products and sensory attributes of breads. Food Chem., 197: 14-23.
  6. Dietz C, Dekker M. (2017) Effect of Green Tea Phytochemicals on Mood and Cognition. Curr Pharm Des. 2017;23(19):2876-2905. 
  7. Egashira N, Ishigami N, Pu F, Mishima K, Iwasaki K, Orito K, Oishi R, Fujiwara M. (2008) Theanine prevents memory impairment induced by repeated cerebral ischemia in rats. Phytother Res. 2008 Jan;22(1):65-8.
  8. Einöther SJ, Giesbrecht T. (2013) Caffeine as an attention enhancer: reviewing existing assumptions. Psychopharmacology (Berl). 2013 Jan;225(2):251-74. 
  9. Einother, S.J.; Martens, V.E. Acute effects of tea consumption on attention and mood. Am. J. Clin. Nutr. 2013, 98, 1700S–1708S. 
  10. Gong, Y., Y. Luo, J.A. Huang, J. Zhang, Y. Peng, Z. Liu and Z. Baolu, (2012). Theanine improves stress resistance in Caenorhabditis elegans. J. Funct. Foods, 4: 988-993.
  11. Haskell, C.F.; Dodd, F.L.; Wightman, E.L.; Kennedy, D.O. (2013) Behavioural effects of compounds co-consumed in dietary forms of caffeinated plants. Nutr. Res. Rev., 26, 49–70. 
  12. Haskell, C.F.; Kennedy, D.O.; Milne, A.L.; Wesnes, K.A.; Scholey, A.B. (2008) The effects of L-theanine, caffeine and their combination on cognition and mood. Biol. Psychol. 2008, 77, 113–122. 
  13. Heiss, M.L. and R.J. Heiss, 2008. The Story of Tea: A Cultural History and Drinking Guide. Ten Speed Press, Berkeley, CA/Toronto, Canada.
  14. Hidese S, Ota M, Wakabayashi C, Noda T, Ozawa H, Okubo T, Kunugi H. Effects of chronic l-theanine administration in patients with major depressive disorder: an open-label study. Acta Neuropsychiatr. 2017 Apr;29(2):72-79. 
  15. Higashiyama A, Htay HH, Ozeki M, et al. (2011) Effects of l-theanine on attention and reaction time response. J Funct Foods.;3:171–178.
  16. Higashiyama, A., H.H. Htay, M. Ozeki, L.R. Juneja and M.P. Kapoor, 2011. Effects of L-theanine on attention and reaction time response. J. Funct. Foods, 3: 171-178.
  17. Hintikka J, Tolmunen T, Honkalampi K, et al. (2005) Daily tea drinking is associated with a low level of depressive symptoms in the Finnish general population. Eur J Epidemiol.;20:359–363.
  18. Hiroshi Kunugi, Shinsuke Hidese, Shintaro Ogawa, Miho Ota, Zenta Yasukawa, and Makoto Ozeki (2019) Effects of Chronic L-theanine on Stress-related Symptoms and Cognitive Function in a Non-clinical Population: A Randomized Controlled Trial (P06-106-19) Curr Dev Nutr. 13;3(Suppl 1). pii: nzz031.P06-106-19.
  19. Hozawa A, Kuriyama S, Nakaya N, et al. (2009) Green tea consumption is associated with lower psychological distress in a general population: the Ohsaki Cohort 2006 Study. Am J Clin Nutr. 2009; 90:1390–1396.
  20. Ikeda, I. (2008) Multifunctional effects of green tea catechins on prevention of the metabolic syndrome. Asia Pac J Clin Nutr. 2008;17 Suppl 1:273-4.
  21. Ito, K.; Nagato, Y.; Aoi, N.; Juneja, L.R.; Kim, M.; Yamamoto, H.; Sugimoto, S. (1998) Effects of L-theanine on the release of alpha-brain waves in human volunteers. Nippon N¯ogei Kagakukaishi, 72, 153–157.
  22. Jang, S.I., M.H. Jun, H.S. Lillehoj, R.A. Dalloul, I.K. Kong, S. Kim and W. Min, 2007. Anticoccidial effect of green tea-based diets against Eimeria maxima. Vet. Parasitol., 144: 172-175.
  23. Juneja, L. R., Chu, D.-C., Okubo, T., et al. (1999). L-theanine, a unique amino acid of green tea, and its relaxation effect in humans. Trends in Food Science Technology, 10, 199–204.
  24. Kakuda, T. (2002) Neuroprotective effects of the green tea components theanine and catechins. Biol Pharm Bull. 2002 Dec;25(12):1513-8.
  25. Kakuda, T. (2011) Neuroprotective effects of theanine and its preventive effects on cognitive dysfunction. Pharmacol Res. 2011 Aug;64(2):162-8. 
  26. Kakuda, T., Nozawa, A., Unno, T., et al. (2000). Inhibiting effects of theanine on caffeine stimulation evaluated by EEG in the rat. Bioscience Biotechnology Biochemistry, 64, 287–293.
  27. Kakuda, T.; Nozawa, A.; Sugimoto, A.; Niino, H. (2002) Inhibition by theanine of binding of [3H] AMPA, [3H] kainate, and [3H] MDL 105,519 to glutamate receptors. Biosci. Biotechnol. Biochem., 66, 2683–2686.
  28. Kardashev A, Ratner Y, Ritsner MS. (2018) Add-On Pregnenolone with L-Theanine to Antipsychotic Therapy Relieves Negative and Anxiety Symptoms of Schizophrenia: An 8-Week, Randomized, Double-Blind, Placebo-Controlled Trial. Clin Schizophr Relat Psychoses.;12(1):31-41. 
  29. Kimura K, Ozeki M, Juneja LR, et al. (2007) L-Theanine reduces psychological and physiological stress responses. Biol Psychol.;74:39–45.
  30. Koo, M., Cho, C. (2004) Pharmacological effects of green tea on the gastrointestinal system. Eur J Pharmacol. 2004 Oct 1;500(1-3):177-85.
  31. Lardner, A., (2014) Neurobiological effects of the green tea constituent theanine and its potential role in the treatment of psychiatric and neurodegenerative disorders. Nutr Neurosci. 2014 Jul;17(4):145-55. 
  32. Li, G., Y. Ye, J. Kang, X. Yao and Y. Zhang et al.,( 2012). L-Theanine prevents alcoholic liver injury through enhancing the antioxidant capability of hepatocytes. Food Chem. Toxicol., 50: 363-372.
  33. Li, L., X.R. Wang, Y. Xiong, W.K. Ren and M. Huang et al., 2013. L-theanine: A promising substance in tumor research. J. Food Agric. Environ., 11: 25-27.
  34. Lu K, Gray MA, Oliver C, Liley DT, Harrison BJ, Bartholomeusz CF, Phan KL, Nathan PJ. (2004) The acute effects of L-theanine in comparison with alprazolam on anticipatory anxiety in humans. Hum Psychopharmacol.;19(7):457-65.
  35. Lyon MR, Kapoor MP, Juneja LR. (2011) The effects of L-theanine (Suntheanine®) on objective sleep quality in boys with attention deficit hyperactivity disorder (ADHD): a randomized, double-blind, placebo-controlled clinical trial. Altern Med Rev. 2011 Dec;16(4):348-54.
  36. Mason, R. (2001). 200 mg of Zen: L-theanine boosts alpha waves, promotes alert relaxation. Alternative and Complementary Therapies, 7, 91–95.
  37. Miodownik C, Maayan R, Ratner Y, Lerner V, Pintov L, Mar M, Weizman A, Ritsner MS. (2011) Serum levels of brain-derived neurotrophic factor and cortisol to sulfate of dehydroepiandrosterone molar ratio associated with clinical response to L-theanine as augmentation of antipsychotic therapy in schizophrenia and schizoaffective disorder patients. Clin Neuropharmacol. 2011 Jul-Aug;34(4):155-60. 
  38. Muhammad Saeed, Mohamed Ezzat Abd El-Hack, Mahmoud Alagawany, et al. (2017) Review Article Phytochemistry, Modes of Action and Beneficial Health Applications of Green Tea (Camellia sinensis) in Humans and Animals, International Journal of Pharmacology 13(7):698-708
  39. Nathan PJ, Lu K, Gray M, Oliver C. (2006) The neuropharmacology of L-theanine(N-ethyl-L-glutamine): a possible neuroprotective and cognitive enhancing agent. J Herb Pharmacother. 2006;6(2):21-30.
  40. Rao TP, Ozeki M, Juneja LR. (2015) In Search of a Safe Natural Sleep Aid. J Am Coll Nutr. 2015;34(5):436-47. 
  41. Rogers PJ, Smith JE, Heatherley SV, et al. (2008) Time for tea: mood, blood pressure and cognitive performance effects of caffeine and theanine administered alone and together. Psychopharmacology (Berl).;195:569–577.
  42. Saito, K., M. Ikeda and H. Kametani, 2011. Theanine in the tea roots attenuates memory deficits in the aged rats. Free Radical Biol. Med., Vol. 51. 
  43. Sarris J, Byrne GJ, Cribb L, Oliver G, Murphy J, Macdonald P, Nazareth S, Karamacoska D, Galea S, Short A, Ee C, Birling Y, Menon R, Ng CH. (2019) L-theanine in the adjunctive treatment of generalized anxiety disorder: A double-blind, randomised, placebo-controlled trial, J Psychiatr Res.;110:31-37. 
  44. Shacham, S. (1983) A shortened version of the Profile of Mood States. J. Pers. Assess., 47, 305–306. 
  45. Shen, H., X. Shen, R. Wang and M. Wu, 2011. Effects of theanine on cerebral ischemia-reperfusion injury in rats. J. Hygiene Res., 40: 684-687.
  46. Song JM, Seong BL. (2007) Tea catechins as a potential alternative anti-infectious agent. Expert Rev Anti Infect Ther. 2007 Jun;5(3):497-506.
  47. Song, H.J., Y.D. Kim, M.J. Jeong, M.S. Ahn, S.W. Kim, J.R. Liu and M.S. Choi, 2015. Rapid selection of theanine-rich green tea (Camellia sinensis L.) trees and metabolites profiling by Fourier transform near-infrared (FT-IR) spectroscopy. Plant Biotechnol. Rep., 9: 55-65.
  48. Tamano, H.; Fukura, K.; Suzuki, M.; Sakamoto, K.; Yokogoshi, H. (2014) Takeda, A. Advantageous effect of theanine intake on cognition. Nutr. Neurosci., 17, 279–283.
  49. Thangarajan, S., A. Deivasigamani, S.S. Natarajan, P. Krishnan and S.K. Mohanan, 2014. Neuroprotective activity of L-theanine on 3-nitropropionic acid-induced neurotoxicity in rat striatum. Int. J. Neurosci., 124: 673-684.
  50. Türközü D, Şanlier N. (2017) L-theanine, unique amino acid of tea, and its metabolism, health effects, and safety. Crit Rev Food Sci Nutr. 24;57(8):1681-1687. 
  51. Unno K, Hara A, Nakagawa A, Iguchi K, Ohshio M, Morita A, Nakamura Y. (2016) Anti-stress effects of drinking green tea with lowered caffeine and enriched theanine, epigallocatechin and arginine on psychosocial stress induced adrenal hypertrophy in mice. Phytomedicine. 2016 Nov 15;23(12):1365-1374. 
  52. Van der Pijl PC, Chen L, Mulder TPJ. (2010) Human disposition of L-theanine in tea or aqueous solution. J Funct Foods.;2:239–244.
  53. Vuong, Q.V., M.C. Bowyer and P.D. Roach, 2011. L-Theanine: Properties, synthesis and isolation from tea. J. Sci. Food Agric., 91: 1931-1939.
  54. Wakabayashi, C.; Numakawa, T.; Ninomiya, M.; Chiba, S.; Kunugi, H. (2012) Behavioral and molecular evidence for psychotropic effects in L-theanine. Psychopharmacology 2012, 219, 1099–1109. 
  55. White DJ, de Klerk S, Woods W, Gondalia S, Noonan C, Scholey AB. (2016) Anti-Stress, Behavioural and Magnetoencephalography Effects of an L-Theanine-Based Nutrient Drink: A Randomised, Double-Blind, Placebo-Controlled, Crossover Trial. Nutrients. 2016 Jan 19;8(1). pii: E53. 
  56. Zheng G, Sayama K, Okubo T, Juneja LR, Oguni I. (2004) Anti-obesity effects of three major components of green tea, catechins, caffeine and theanine, in mice. In Vivo.;18(1):55-62.

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya