Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

CoQ10 bagi Kesehatan Jantung, Imun, dan Manfaat Kesehatan Lainnya

141,318 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Koenzim Q10 (CoQ10)merupakan komponen penting dari mitokondria, unit penghasil energi di setiap sel dalam tubuh Anda. CoQ10 terlibat dalam produksi ATP, yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energi. Peranan CoQ10 serupa dengan busi pada mesin mobil, tanpa percikan awal tersebut, tubuh manusia tidak dapat berfungsi.

CoQ10 dapat diproduksi di dalam tubuh, tetapi terkadang CoQ10 yang dihasilkan tubuh kita tidaklah cukup. Jantung merupakan salah satu organ yang paling aktif secara metabolik dalam tubuh, sehingga kekurangan CoQ10 paling berpengaruh terhadap jantung Anda, dan dapat menyebabkan masalah yang serius. Kekurangan CoQ10 dapat disebabkan oleh pola makan yang buruk, kelainan genetik atau yang berkembang yang membatasi sintesis CoQ10, atau peningkatan kebutuhan jaringan. Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, dapat meningkatkan permintaan jaringan akan CoQ10. Selain itu, orang yang berusia di atas 50 tahun mungkin memerlukan lebih banyak CoQ10, karena kadarnya menurun seiring bertambahnya usia.

Adakah Sumber Makanan dari CoQ10?

Ya, akan tetapi asupan harian standar CoQ10 dari sumber makanan hanya sekitar 3 hingga 5 mg, tidak mendekati tingkat yang diperlukan untuk meningkatkan kadar darah dan jaringan secara signifikan. Daging, unggas, dan ikan merupakan makanan yang mengandung paling banyak CoQ10.

Apa Kegunaan Utama dari CoQ10?

Suplemen CoQ10 sebagian besar digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit kardiovaskular seperti kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gagal jantung kongestif, kardiomiopati, prolaps katup mitral, bedah pintas arteri koroner, dan angina. Ada banyak sekali penelitian ilmiah yang telah memvalidasi penggunaan suplemen ini. Selain itu, CoQ10 telah terbukti membantu dalam memerangi diabetes, penyakit periodontal, defisiensi imun, kanker, obesitas, dan distrofi otot.

Pahami bahwa diperlukan suplementasi harian CoQ10 selama delapan minggu atau lebih sebelum Anda melihat perbaikan yang nyata pada salah satu penyakit ini.

Bagaimana CoQ10 Meningkatkan Fungsi Jantung?

CoQ10 meningkatkan produksi energi di otot jantung dan bertindak sebagai antioksidan. Kekurangan CoQ10 biasa terjadi pada pasien dengan penyakit jantung: Hasil biopsi dari jaringan jantung pasien dengan berbagai penyakit kardiovaskular menunjukkan kekurangan CoQ10 sekitar 50 hingga 75 persen dari semua kasus. Perbaikan kekurangan CoQ10 sering kali dapat menciptakan hasil klinis yang signifikan pada pasien dengan segala jenis penyakit jantung.

Bisakah CoQ10 Menurunkan Tekanan Darah?

Penelitian menunjukkan bahwa 39 persen pasien yang memiliki tekanan darah tinggi mengalami kekurangan CoQ10. Dalam beberapa penelitian, suplementasi CoQ10 telah terbukti menurunkan tekanan darah pada pasien penderita hipertensi, meskipun efeknya biasanya tidak terlihat hingga delapan sampai 10 minggu suplementasi. Penurunan rata-rata pada tekanan darah sistolik dan diastolik berada dalam kisaran 10 persen.

Bagaimana CoQ10 Meningkatkan Sistem Imun?

Jaringan dan sel yang terlibat dengan fungsi imun sangat bergantung pada energi dan memerlukan pasokan CoQ10 yang memadai untuk fungsi yang optimal. Beberapa studi telah mendokumentasikan efek peningkatan imun berkat CoQ10. Selain itu, CoQ10 harus digunakan oleh pasien kanker setelah mengonsumsi obat kemoterapi yang berhubungan dengan toksisitas jantung, seperti adriamycin dan athralines.

Bisakah CoQ10 Mendukung Penurunan Berat Badan?

Karena CoQ10 merupakan kofaktor penting untuk produksi energi, ada kemungkinan bahwa kekurangan CoQ10 merupakan faktor dalam beberapa kasus obesitas. Sebuah studi yang meneliti orang-orang gemuk menemukan bahwa 52 persen peserta memiliki tingkat CoQ10 yang rendah. Saat diberi 100 mg CoQ10 per hari, mereka mengalami penurunan berat badan yang signifikan.

Apa Bentuk Terbaik dari CoQ10?

 CoQ10 yang bernilai paling tinggi awalnya diproduksi melalui proses fermentasi ragi. CoQ10 tersedia dalam dua bentuk kimia yang dapat dipertukarkan di dalam tubuh, ubikuinon dan ubikuinol. Kedua bentuk ini juga tersedia sebagai suplemen makanan, tetapi setelah diserap, kedua bentuk tersebut dapat dipertukarkan. Sekitar 95% dari CoQ10 dalam tubuh berbentuk ubikuinol. Ini merupakan bentuk yang paling aktif. Namun, mengonsumsi ubikuinon biasanya menghasilkan konversi yang mudah menjadi ubikuinol di dalam tubuh. Jadi, salah satu bentuk akhirnya meningkatkan kadar ubikuinol dalam darah. Konsumsi ubikuinon sebaiknya dilakukan bersamaan dengan makanan (apalagi yang berminyak) untuk meningkatkan penyerapan.

Berapa Banyak CoQ10 yang Harus Saya Konsumsi?

Bagi orang-orang yang menggunakan obat statin atau mereka yang memerlukan dukungan antioksidan umum, dosis CoQ10 rata-rata 100 mg untuk kedua bentuk tersebut. Bagi orang-orang dengan kebutuhan akan CoQ10 yang meningkat akibat stres jantung, penuaan, obesitas, atau diabetes; dosisnya adalah 150 hingga 200 mg untuk ubikuinon dan 100 hingga 150 mg untuk ubikuinol. Pastikan untuk mengonsumsi CoQ10 bersamaan dengan makanan untuk penyerapan maksimal.

Apakah CoQ10 Aman?

Koenzim Q10 sangatlah aman, tidak ada efek samping serius yang pernah dilaporkan, bahkan dengan penggunaan jangka panjang. Karena keamanan selama masa kehamilan dan menyusui belum terbukti, CoQ10 tidak boleh digunakan selama waktu ini kecuali jika manfaat klinis potensial (sebagaimana ditentukan oleh dokter) melebihi risikonya.

Apakah CoQ10 Berinteraksi dengan Obat-obatan Lain?

Tidak ada interaksi merugikan yang diketahui antara CoQ10 dan nutrisi atau obat lainnya. Namun, ada banyak obat yang dapat memengaruhi tingkat CoQ10, dan CoQ10 mungkin dapat mengurangi efek samping dari beberapa obat. Selain adriamycin, suplementasi CoQ10 telah terbukti melawan beberapa efek samping dari obat penurun kolesterol, penghambat beta, dan psikotropika tertentu. Lovastatin (Mevacor), pravastatin (Pravachol), atorvastatin (Lipitor), dan simvastatin (Zocor) digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dengan menghambat enzim (HMG CoA reduktase) yang diperlukan untuk memproduksi kolesterol di hati. Sayangnya, obat ini juga menghalangi produksi zat lain yang diperlukan untuk fungsi tubuh, termasuk CoQ10. Suplementasi CoQ10 (50 mg per hari) diperlukan untuk mencegah penipisannya di jaringan tubuh saat menggunakan obat-obatan ini.

Referensi:

  1. Schandalik R, Gatti G, and Perucca E: Pharmacokinetics of silybin in bile following administration of silipide and silymarin in cholecystectomy patients. Arzneim Forsch 1992;42(7):964-8.
  2. Barzaghi N, et al.: Pharmacokinetic studies on IdB 1016, a silybin-phosphatidylcholine complex, in healthy human subjects. Eur J Drug Metab Pharmacokinet 1990;15(4):333-8.
  3. Mascarella S, et al.:Therapeutic and antilipoperoxidant effects of silybin-phosphatidylcholine complex in chronic liver disease: Preliminary results. Curr Ther Res 1993;53(1):98-102.
  4. Vailati A, et al.: Randomized open study of the dose-effect relationship of a short course of IdB 1016 in patients with viral or alcoholic hepatitis. Fitoterapia 1993;44(3):219-28.
  5. Marena C and Lampertico P: Preliminary clinical development of Silipide: A new complex of silybin in toxic liver disorders. Planta Medical 1991;57(S2):A124-5.
  6. Facino RM, et al.: Free radicals scavenging action and anti-enzyme activities of procyanidines from Vitis vinifera. A mechanism for their capillary protective action. Arzneim Forsch 1994;44:592-601.
  7.  Schwitters B and Masquelier J: OPC in Practice: Biflavanols and Their Application. Alfa Omega, Rome, Italy, 1993.
  8. Corbe C, Boisin JP and Siou A: Light vision and chorioretinal circulation. Study of the effect of procyanidolic oligomers (Endotelon). J Fr Ophtalmol 1988;11:453-60.
  9. Boissin JP, Corbe C and Siou A: Chorioretinal circulation and dazzling: use of procyanidol oligomers. Bull Soc Ophtalmol Fr 1988;88:173-4,177-9.
  10. Weihmayr T and Ernst E.Therapeutic effectiveness of Crataegus. Fortschr Med 1996;114:27–9.
  11. Schmidt U, et al.: Efficacy of the Hawthorn (Crataegus) preparation LI 132 in 78 patients with chronic congestive heart failure defined as NYHA functional class II. Phytomed 1994;1(1):17–24.
  12. Schussler M, Holzl J, Fricke U: Myocardial effects of flavonoids from Crataegus species. Arzneim Forsch 1995;45:842-5.
  13. Hertog MG, et al: Dietary antioxidant flavonoids and risk of coronary heart disease: the Zutphen Elderly Study. Lancet 1993;342:1007-11.
  14. Wegrowski J, Robert Am and Moczar M:The effect of procyanidolic oligomers on the composition of normal and hypercholesterolemic rabbit aortas. Biochem Pharmacol 1984;33:3491-7.
  15. Wilkinson EG, et al.: Bioenergetics in clinical medicine. VI. Adjunctive treatment of periodontal disease with coenzyme Q10. Res Commun Chem Pathol Pharmacol 1976;14:715-9.
  16. Hanioka T, et al.: Effect of topical application of coenzyme Q10 on adult periodontitis. Mol Aspects Med 1994;15(Suppl):S241-8.
  17. Folkers K, et al.: Increase in levels of IgG in serum of patients treated with coenzyme Q10. Res Comm Pathol Pharmacol 1982;38:335-8.
  18. Lockwood K, Moesgaard S, Folkers K. Partial and complete regression of breast cancer in patients in relation to dosage of coenzyme Q10. Biochem Biophys Res Comm 1994;199:1504-8.
  19.  Lockwood K, Moesgaard S,Yamamoto T, Folkers K. Progress on therapy of breast cancer with vitamin Q10 and the regression of metastases. Biochem Biophys Res Comm 1995;212:172-7.
  20. Iarussi D, et al.: Protective effect of coenzyme Q10 on anthracyclines cardiotoxicity: control study in children with acute lymphoblastic leukemia and non-Hodgkin lymphoma. Mol Aspects Med 1994;15(Suppl.):s207-12.
  21. van Gaal L, de Leeuw ID, Vadhanavikit S, and Folkers K: Exploratory study of coenzyme Q10 in obesity. In: Folkers K,Yamamura Y, eds: Biomedical and Clinical Aspects of Coenzyme Q, Vol 4. Elsevier Science Publ, Amsterdam,1984. pp369-73.
  22. Weiss M, et al.: Bioavailability of four oral coenzyme Q10 formulations in healthy volunteers. Molec Aspects Med 1994;15:273-80.
  23. Chopra RK, et al.: Relative bioavailability of coenzyme Q10 formulations in human subjects. Internat J Vit Nutr Res 1998;68:109-13.
  24. Malqvist ML, et al.: Bioavailability of two different formulations of coenzyme Q10 in healthy subjects. Asia Pacific J Clin Nutr 1998;7:37-40.
  25. Zhang Y,Turunen M, and Appelkvist EL: Restricted uptake of dietary coenzyme Q is in contrast to the unrestricted uptake of alpha-tocopherol into rat organs and cells. J Nutr 1996;126:2089-97.
  26. Ibrahim WH, et al.: Dietary coenzyme Q10 and vitamin E alter the status of these compounds in rat tissues and mitochondria. J Nutr 2000;130:2343-8.
  27. Kaikkonen J, et al.: Antioxidative efficacy of parallel and combinedsupplementation with coenzyme Q10 and d-alpha-tocopherol in mild lyhypercholesterolemic subjects: a randomized placebo-controlled clinicalstudy Free Radic Res 2000;33:329-40.
  28. Bargossi AM, et al.: Exogenous CoQ10 supplementation prevents plasma ubiquinone reduction induced by HMG-CoA reductase inhibitors. Mol Aspects Med 1994;15(Suppl.):s207-12.

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya