Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

Kafein dalam Perawatan Kulit: Manfaat Antioksidan, Antiinflamasi, Dll.

5,572 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Seberapa besar kecintaan Anda terhadap kopi di pagi hari? Jika Anda seorang fanatik kafein seperti saya, ada kabar baik. Kafein bukan hanya menjadi cara yang bagus untuk menyegarkan otak, senyawa ini juga bisa merevitalisasi kulit Anda! 

Kafein menjadi stimulan populer yang dikonsumsi setiap hari oleh jutaan orang di seluruh dunia. Kafein merupakan senyawa alami dalam kopi, teh, dan makanan nabati lainnya. Kafein termasuk dalam golongan senyawa yang dikenal sebagai methylxanthines, yang dikenal karena efek stimulasinya pada tubuh. 

Saat dikonsumsi, kafein bekerja dengan menghambat aktivitas adenosin, neurotransmiter yang bertanggung jawab membuat kita merasa lelah dan mengantuk. Senyawa ini meningkatkan kewaspadaan dan kejernihan mental, sehingga banyak orang beralih ke kafein untuk mengawali hari. 

Meskipun kebanyakan orang sudah mengetahui efek kafein bagi otak, banyak yang tidak menyadari potensi manfaatnya bagi kulit. Dalam beberapa tahun terakhir, kafein telah muncul sebagai bahan populer di berbagai produk perawatan kulit, terutama yang ditujukan untuk mengurangi munculnya lingkaran di bawah mata, kerutan, dan garis halus. Manfaat kafein pada kulit terutama karena tiga sifat utamanya: 

  • Antioksidan
  • Antiinflamasi
  • Sirkulasi

Dalam artikel ini, kita akan melihat lebih dekat ilmu di balik kafein serta cara kafein meningkatkan kesehatan dan penampilan kulit Anda.

Manfaat Antioksidan dari Kafein pada Kulit

Kafein menghasilkan antioksidan ampuh yang dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan oksidatif dan menjadikannya tampak lebih muda. Antioksidan merupakan molekul yang membantu menangkal kerusakan akibat stres oksidatif (kerusakan akibat radikal bebas). Sinar ultraviolet (UV) dari matahari, polusi, dan faktor lingkungan lainnya dapat menyebabkan kerusakan akibat radikal bebas. Di kulit, kerusakan akibat radikal bebas menyebabkan rusaknya sel DNA dan protein kulit esensial seperti kolagen dan elastin.

Kolagen merupakan protein esensial yang berperan penting dalam menjaga kesehatan dan struktur kulit. Kolagen adalah protein paling melimpah di tubuh dan merupakan komponen utama matriks ekstraseluler (ECM), yang memberikan dukungan struktural pada jaringan dan organ. Kolagen bertanggung jawab untuk memberikan struktur dan kekencangan pada kulit. 

Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen di kulit secara alami menurun, dan kerusakan akibat radikal bebas dapat merusak kolagen. Ini menghasilkan pembentukan kerutan, garis-garis halus, dan kulit kendur. Antioksidan seperti kafein dapat membantu meminimalkan kerusakan akibat radikal bebas pada kolagen, yang menjadikan kulit tampak lebih muda.

Elastin adalah protein yang bekerja sama dengan kolagen untuk memberikan elastisitas dan ketahanan pada kulit. Ini merupakan protein fleksibel yang dapat meregang dan menyusut kembali ke bentuk aslinya, memungkinkan kulit untuk meregang dan berkontraksi tanpa kehilangan bentuk. Serat elastin terdapat pada lapisan dermis kulit dan bertanggung jawab atas kemampuan kulit untuk kembali ke bentuk aslinya setelah ditarik atau dicubit. 

Seiring bertambahnya usia, produksi elastin di kulit menurun, menyebabkan hilangnya elastisitas kulit. Hal ini dapat menyebabkan kulit kendur dan keriput. Kerusakan akibat radikal bebas dari sinar UV juga merusak elastin, membuat kulit tampak lebih pucat, kuning, dan kusam. Antioksidan, seperti kafein, dapat membantu meminimalkan kerusakan ini serta menjadikan kulit tampak lebih cerah dan bercahaya.

Manfaat Antiinflamasi dari Kafein pada Kulit

Kafein mengurangi produksi sitokin proinflamasi, yakni molekul yang berkontribusi terhadap inflamasi dalam tubuh. Aktivitas antiinflamasi ini dapat membantu mengurangi kemerahan, iritasi, dan bengkak pada kulit serta dapat sangat berguna bagi orang yang memiliki kulit sensitif, jerawat, atau rosasea. 

Sebuah penelitian besar menemukan bahwa orang yang minum kafein, terutama kopi berkafein, memiliki tingkat rosasea yang lebih rendah. Peningkatan asupan kafein dari makanan selain kopi (teh, soda, dan cokelat) tidak berkaitan secara signifikan dengan penurunan risiko rosasea. Ini menunjukkan bahwa kopi berkafein memiliki keistimewaan, terutama yang memiliki korelasi dengan risiko rosasea.

Dalam beberapa penelitian besar, kopi berkafein dan teh hitam juga dikaitkan dengan tingkat kanker kulit yang lebih rendah. Meskipun hubungan antara asupan kafein dan tingkat kanker kulit yang lebih rendah sudah jelas, belum pasti apakah kafein menurunkan risiko kanker kulit. Bisa jadi orang yang mengonsumsi kafein memiliki risiko kanker kulit yang lebih rendah karena alasan lain. Namun, mekanisme antiinflamasi dan antioksidan kafein, yang menangkal kerusakan UV, mendukung hipotesis bahwa asupan kafein dapat membantu melawan perkembangan kanker kulit.

Manfaat Sirkulasi dari Kafein pada Kulit

Kafein memengaruhi sistem sirkulasi dengan cara yang kompleks. Dalam beberapa keadaan, senyawa ini merupakan vasokonstriktor, artinya menyebabkan pembuluh darah menyempit atau menyusut. Dalam situasi lain, kafein menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan sirkulasi. 

Karena berpengaruh terhadap sirkulasi, kafein dapat meminimalkan munculnya kemerahan atau bayangan keunguan/biru yang disebabkan oleh pembuluh darah yang terlihat melalui kulit. Efek diuretiknya juga dapat membantu mengurangi bengkak. Dengan sifat antiinflamasi, antioksidan, dan sirkulasinya, kafein menjadi bahan yang sering digunakan dalam krim mata

Cara Menambahkan Kafein Oral dan Topikal

Formulasi kafein oral dan topikal memiliki efek antiinflamasi, antioksidan, dan sirkulasi pada kulit. 

Kafein ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman. Jumlah kafein dalam produk-produk ini dapat sangat bervariasi. Beberapa produk hanya mengandung sedikit kafein, sementara produk lainnya mengandung kadar yang tinggi. Berikut adalah beberapa makanan dan minuman yang mengandung kafein terbanyak.

Kopi

Sebagai salah satu sumber kafein paling populer, kopi mengandung antara 70 hingga 140 miligram kafein per 8 ons/satu cangkir.

Teh

 Teh hitam dan hijau juga mengandung kafein, meskipun dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan kopi. Secangkir teh hitam seberat delapan ons mengandung sekitar 40 hingga 70 miligram kafein, sedangkan teh hijau mengandung sekitar 25 hingga 45 miligram. Teh, terutama teh hijau, juga mengandung polifenol yang memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. 

Polifenol merupakan katekin, yang meliputi epicatechin, epicatechin-3-gallate, epigallocatechin, dan epigallocatechin-3-gallate (EGCG). Polifenol, khususnya EGCG, telah terbukti memberikan berbagai manfaat bagi kulit. Senyawa ini dapat membantu melindungi kulit dari radiasi UV, mengurangi inflamasi, serta mencegah kerusakan kolagen, yang dapat menyebabkan timbulnya garis halus dan kerutan. Selain itu, polifenol dapat membantu meningkatkan pertumbuhan sel kulit yang sehat dan mengurangi risiko penyakit kulit. 

Teh menjadi salah satu minuman berkafein dengan berbagai potensi manfaat untuk kulit!

Minuman Berenergi dan Soda

Minuman berenergi dan soda merupakan sumber kafein yang populer bagi banyak orang. Beberapa merek mengandung kafein sebanyak 300 miligram per kaleng. Sayangnya, kebanyakan minuman berenergi dan soda mengandung banyak tambahan gula dan pemanis buatan, yang tidak begitu sehat. Jadi, saya biasanya tidak merekomendasikannya.

Cokelat

Cokelat mengandung sedikit kafein. Varietas cokelat yang lebih gelap mengandung lebih banyak kafein dibandingkan cokelat susu. Satu porsi cokelat hitam mengandung sekitar 12 miligram kafein.

Penting untuk diperhatikan bahwa jumlah kafein dalam produk ini dapat bervariasi tergantung merek, metode pengolahan, dan ukuran porsinya. Jika Anda memilih untuk mengonsumsi kafein, konsumsilah dalam jumlah sedang dan perhatikan kandungan kafein dari makanan serta minuman yang dikonsumsi. Mengonsumsi terlalu banyak kafein dapat menyebabkan efek samping yang merugikan seperti insomnia dan kecemasan.

Penggunaan Topikal

Secara topikal, kafein sering digunakan dalam krim mataserumpelembap, serta formulasi perawatan kulit lainnya yang menargetkan masalah khusus seperti inflamasi, lingkaran hitam, bengkak, dan garis halus. Kafein juga menjadi bahan populer dalam krim “pengencang kulit”. Ada klaim yang mengatakan bahwa kafein dapat membantu meminimalkan munculnya selulit, meski tidak ada bukti kuat yang menunjukkan keberhasilannya.  

Penting untuk diperhatikan bahwa keefektifan produk perawatan kulit yang mengandung kafein dapat bervariasi tergantung pada formulasi spesifik dan jenis serta masalah kulit masing-masing orang. Secara umum, carilah produk yang mencantum kafein di daftar bahannya dengan kadar yang lebih tinggi. 

Jika Anda tertarik untuk menambahkan kafein ke dalam rutinitas perawatan kulit, mulailah dari jumlah yang kecil dan lakukan uji tempel produk pada area kecil kulit untuk memastikan Anda tidak mengalami reaksi yang merugikan. Selain itu, pastikan untuk selalu menggunakan tabir surya dan tindakan perlindungan matahari lainnya untuk membantu mencegah kerusakan akibat sinar UV serta tekanan lingkungan lainnya yang dapat menyebabkan penuaan kulit. Jika Anda memiliki kekhawatiran khusus, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kulit sebelum memulai rutinitas perawatan kulit baru.

Jadi, nikmatilah secangkir kopi atau teh, dan biarkan kulit Anda menuai manfaatnya!

Referensi:

  1. Herman A, Herman AP. Caffeine's mechanisms of action and its cosmetic use. Skin Pharmacol Physiol. 2013;26(1):8-14. 
  2. Li S, Chen ML, Drucker AM, et al. Association of Caffeine Intake and Caffeinated Coffee Consumption With Risk of Incident Rosacea in Women. JAMA Dermatol. 2018;154(12):1394-1400. 
  3. Oh CC, Jin A, Yuan JM, Koh WP. Coffee, tea, caffeine, and risk of nonmelanoma skin cancer in a Chinese population: The Singapore Chinese Health Study. J Am Acad Dermatol. 2019;81(2):395-402.

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya