Preferensi Anda telah diperbarui untuk sesi ini. Untuk mengubah pengaturan akun Anda secara permanen, buka Akun Saya
Sebagai pengingat, Anda dapat memperbarui negara atau bahasa kapan saja di Akun Saya
> beauty2 heart-circle sports-fitness food-nutrition herbs-supplements pageview
Klik untuk melihat Pernyataan Aksesibilitas kami
Aplikasi iHerb
checkoutarrow
ID

8 Bahan Perawatan Kulit Antipolusi yang Diperlukan dalam Rutinitas

6,297 Dilihat

anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon
anchor-icon Daftar Isi dropdown-icon

Dengan meningkatnya polusi di seluruh dunia, jumlah orang yang mengalami penuaan dini pasti akan ikut meningkat. Mengingat para peneliti telah menemukan korelasi antara udara beracun dan penuaan dini, kini saatnya untuk bertindak proaktif dalam melindungi kulit. Debu perkotaan, asap knalpot, bahan kimia yang mudah menguap dalam ruangan, asap rokok, gas atmosfer, dan emisi logam berat, serta sinar inframerah dan cahaya biru, menjadi penyebab utama polusi udara yang pada akhirnya akan berdampak negatif pada kesehatan, termasuk kesehatan kulit.

Saat terkena polutan, permukaan kulit akan menciptakan radikal bebas. Alhasil, tingkat radikal bebas berkembang secara berlebihan terhadap mekanisme pertahanan alami kulit, dan sel-sel kulit berubah menjadi stres oksidatif. Kini kulit menjadi lebih sensitif terhadap hiperpigmentasi, kulit kusam, dan tanda-tanda penuaan dini.

Jangan khawatir! Ada kabar baik bila Anda membaca artikel ini untuk mendapatkan jalan keluar. Ada banyak bahan yang ditemukan dalam produk perawatan kulit yang dapat melindungi kulit dari polusi.

Bahan Perawatan Kulit Antipolusi Terbaik

Apakah Anda memerlukan produk perawatan kulit antipolusi? Mungkin saja Anda sudah memiliki bahan-bahan tersebut di lemari perawatan kulit.

1. Malasit

Secara historis tersedia dalam jumlah besar di Pegunungan Ural Rusia, saat ini sebagian besar malasit berasal dari Afrika. Mineral ini dapat ditemukan di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Meksiko, Australia, Kongo, Zambia, dan Namibia. Malasit telah digunakan sebagai pigmen dalam pewarna hijau dan batu hias selama ribuan tahun.

Sebagai magnet polusi dengan kandungan tembaga yang berlimpah serta pengurai logam berat, malasit dapat membantu membersihkan dan memurnikan kulit. Mineral ini berfungsi sebagai antioksidan, yang dapat melindungi kulit dari tekanan lingkungan seperti polusi.

Dikenal di Mesir kuno sebagai batu pelindung, malasit alias batu semi mulia berwarna biru-hijau kaya akan tembaga, yang dapat bermanfaat bagi kesehatan kulit sebagai antioksidan yang melindungi dari asap dan ozon. Bekerja untuk mendetoksifikasi kulit, malasit dapat berkhasiat dalam mengurangi ukuran pori sekaligus berpotensi memurnikan dan menyegarkan kulit.

2. Arang Aktif

Arang yang telah diolah dengan oksigen pada suhu yang sangat tinggi agar lebih berpori disebut arang aktif. Digunakan sejak zaman kuno, arang aktif merupakan bubuk hitam, tidak berasa, tidak berbau yang saat ini banyak digunakan untuk mengobati overdosis serta keracunan obat karena sifatnya yang menyerap.

Dijual dalam bentuk bubuk dan suplemen, porositas arang aktif dapat membantu mengeluarkan polutan dan racun dari kulit. Karbon aktif ini bisa bertindak sebagai eksfoliator kimiawi alami yang tidak terlalu keras terhadap kulit. Saat ditambahkan ke dalam rutinitas perawatan kulit, arang aktif dapat membantu menyerap kotoran, minyak, dan zat polutan lain yang berlebih dari wajah. Hasilnya, kulit akan tampak lebih bersih dan bersinar. Ini akan menghasilkan tekstur kulit dan tampilan kulit yang lebih baik. Tampilan bintik hitam juga tampak berkurang.

Diamkan arang aktif selama 10 hingga 30 menit pada kulit dan bersihkan dengan air hangat. Jika sisa arang tertinggal di wajah, campurkan soda kue dan air hangat untuk membilasnya. Namun, pastikan untuk tidak menggunakan arang aktif secara berlebihan di wajah, cukup gunakan sekali atau dua kali seminggu. Penggunaan yang terlalu sering dapat menyebabkan kulit kering.

3. Vitamin

Ada banyak vitamin yang bisa memberikan manfaat bagi kulit. Secara khusus, vitamin A, C, dan E dikenal karena aktivitas antioksidannya, yang dapat memperpanjang umur karena sifat antipenuaannya yang potensial untuk kulit.

Vitamin A

Antioksidan melawan radikal bebas yang disebabkan oleh polusi. Vitamin A berasal dari dua sumber, retinoid, termasuk retinol, dari sumber hewani, dan karotenoid, termasuk beta-karoten, dari sumber tumbuhan. Retinol dapat ditemukan sebagai bahan utama di berbagai produk perawatan kulit. Dikenal karena berpotensi mengurangi garis-garis halus dan kerutan, retinol dapat membantu membalikkan beberapa efek merusak dari polusi dan produksi radikal bebas.

Vitamin C

Dosis vitamin C yang tepat bisa menjadi salah satu garis pertahanan terbaik dari kerusakan akibat radikal bebas yang disebabkan oleh polusi. Paling dikenal dalam membantu mencerahkan dan mungkin memperbaiki hiperpigmentasi, konsentrasi vitamin C umumnya dapat ditemukan antara 10 sampai 20 persen dalam produk perawatan kulit. Konsentrasi di atas 20 persen lebih mungkin menyebabkan iritasi kulit ringan. Vitamin C juga dapat memiliki efek menghidrasi kulit dengan mengurangi kehilangan air transepidermal (TEWL). Penurunan TEWL dapat membantu kulit mempertahankan kelembapan secara lebih efektif.

Memperoleh kulit yang lebih cerah dan kenyal dengan penggunaan vitamin C menjadi cara potensial untuk menerapkan perawatan kulit antipolusi ke dalam rutinitas Anda. Dengan menghaluskan permukaan kulit dan memudarkan hiperpigmentasi, vitamin C dapat membantu mencerahkan kulit kusam akibat polusi.

Vitamin E

Vitamin yang larut dalam lemak ini merupakan agen antiinflamasi ampuh yang dapat membantu mencegah kerusakan setelah kulit terkena paparan sinar UV. Vitamin E dapat mengurangi berbagai tanda peradangan kulit akibat sinar UV termasuk kemerahan, edema, pembengkakan, dan penebalan.

Juga dikenal karena efek fotoprotektifnya, vitamin E memiliki aktivitas antioksidan kuat yang dapat mencegah terjadinya peradangan, tidak hanya mengobatinya setelah peradangan itu terjadi. Vitamin E memiliki potensi besar untuk mengurangi iritasi dan peradangan kulit akibat polusi.

4. Herbal Tiongkok

Berikut adalah beberapa herbal Tiongkok yang dapat memberikan manfaat bagi kulit.

Ginseng

Herbal pengobatan tradisional Tiongkok (TCM) yang populer ini dapat memiliki manfaat yang sangat besar bagi kulit dan telah ditemukan di berbagai produk perawatan kulit di zaman modern. Selain meningkatkan produksi kolagen, ginseng juga dapat mencegah kerusakan UV sambil meremajakan kulit. Hal ini menjadikan ginseng sebagai herbal antipolusi yang menarik dan herbal Tiongkok yang berfungsi sebagai antipenuaan.

Minum teh dan mengaplikasikan ginseng secara topikal menjadi cara potensial untuk menuai manfaat perawatan kulit dari ginseng.

Teh Hijau 

Kaya akan bioflavonoid dan katekin, teh hijau dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit serta memperbaiki warna kulit yang tidak merata. Konstituen aktif pada teh hijau ini bertindak sebagai antioksidan ampuh dan dapat melindungi kulit dari radikal bebas perusak yang dihasilkan oleh polusi.

Akar Manis

Dihargai karena kemampuannya memudarkan noda kulit dan mengurangi peradangan pada kulit, akar manis menjadi herbal TCM lain yang dapat meningkatkan rejimen perawatan kulit antipolusi.

Wolfberry Tiongkok (Goji Berry)

Sebagai sumber alami seng oksida, yakni bahan umum yang digunakan dalam produk tabir surya tidak beracun untuk perlindungan SPF, wolfberry Tiongkok secara alami memblokir sinar UVA dan UVB yang berbahaya dari matahari. Selain dianggap dapat meningkatkan produksi kolagen dan elastin di kulit, goji berry menawarkan lebih banyak manfaat untuk kulit sebagai antipolusi.

4. Gingko biloba

Mengandung antioksidan yang tinggi, gingko dapat membantu meminimalkan penuaan dini yang disebabkan oleh kerusakan radikal bebas akibat polusi.

Menambahkan suplemen herbal TCM ke dalam rutinitas perawatan kulit dapat membantu Anda mendapatkan manfaat dari efek antipolusinya pada kulit.

5. Lutein

Sebagai antioksidan yang menakjubkan, lutein dapat melindungi kulit dari cahaya biru dan sumber energi tinggi lainnya yang menyebabkan kerusakan oksidatif pada kulit. Namun karena tubuh tidak memproduksi lutein, maka zat ini harus dikonsumsi baik melalui suplemen maupun makanan.

Matahari merupakan sumber cahaya biru terbesar, yang juga dipancarkan oleh monitor komputer, ponsel pintar, laptop, tablet, bola lampu neon, dan layar LED seperti yang terdapat pada televisi masa kini. Para peneliti telah menemukan bahwa cahaya biru dari perangkat elektronik dapat menyebabkan perubahan pada sel kulit, termasuk penyusutan dan kematian sel. Yang lebih mengejutkan adalah perubahan ini dapat terlihat hanya dalam waktu pemaparan selama 60 menit.

Menambahkan lutein ke dalam rutinitas perawatan kulit antipolusi dapat membantu mengurangi efek negatif dari paparan sinar biru.

6. Zeolit

Zeolit menjadi salah satu dari sedikit mineral bermuatan negatif alam yang sebagian besar mengandung senyawa silikon dan aluminium. Muatan negatif ini dapat membantu mengikat dan membuang racun dari kulit. Zeolit merupakan mineral berkhasiat yang dapat menarik dan menghilangkan kotoran sekaligus berpotensi melindungi kulit dari radikal bebas.

Sebagai eksfolian yang efektif, zeolit, dapat membantu menghilangkan sel kulit mati dari permukaan, menampakkan lapisan kulit baru yang sehat dan bebas dari efek polusi yang merusak.

7. Kaolin Clay

Diakui karena kemampuannya menyerap minyak berlebih alias sebum, sekaligus mengeluarkan kotoran dan racun, kaolin clay bisa memiliki banyak sifat antipolusi. Dianggap sebagai tanah liat paling ringan dan paling lembut yang digunakan dalam perawatan kulit, kaolin seharusnya tidak menyebabkan kemerahan atau iritasi. Sering diaplikasikan sebagai masker, kaolin juga memiliki sifat antibakteri, menjadikannya pilihan yang tepat bagi orang-orang yang menderita jerawat selain mencegah atau mengatasi kerusakan kulit akibat polutan.

Kaolin clay juga dapat digunakan sebagai deodoran yang tidak beracun dan hypoallergenic karena kemampuannya dalam membantu menyerap keringat serta menetralkan bau.

8. Eksfoliator Kimia

Menggunakan eksfoliator kimia dapat mengoptimalkan rutinitas pembersihan dengan membantu meningkatkan pergantian sel dan memastikan semua radikal bebas yang merusak tersapu dari kulit. Eksfoliasi kimia memerlukan asam yang meningkatkan siklus pergantian sel untuk membuang sel kulit mati. Manfaat lain dari eksfoliasi kimia meliputi pori-pori mengecil dan tidak lagi tersumbat, kulit lebih cerah, serta tekstur kulit yang mulus dan halus. Hiperpigmentasi atau bintik hitam juga dapat berkurang, yang membantu meratakan warna kulit.

Garis Besarnya

Cara apa pun yang Anda pilih untuk melindungi kulit dari efek polusi yang merusak, meminimalkan paparan sinar UV dengan memakai perlindungan SPF dan menghilangkan penyebab yang dapat dikontrol, seperti kedekatan dengan asap rokok, dapat membuat perbedaan yang terasa.

Faktanya, dengan meningkatnya polusi dan paparan sinar biru, ada banyak pilihan antipenuaan yang bisa membantu Anda dan kulit Anda memperoleh kesehatan yang baik serta umur panjang.

Referensi:

  1. Al-Niaimi F, Chiang NYZ. Topical vitamin C and the skin: mechanisms of action and clinical applications. J Clin Aesthet Dermatol. 2017;10(7):14-17.
  2. Chacko SM, Thambi PT, Kuttan R, Nishigaki I. Beneficial effects of green tea: a literature review. Chin Med. 2010;5:13. Published 2010 Apr 6. doi:10.1186/1749-8546-5-13
  3. Droy-Lefaix MT. Effect of the antioxidant action of Ginkgo biloba extract (EGb 761) on aging and oxidative stress. Age (Omaha). 1997;20(3):141-149. doi:10.1007/s11357-997-0013-1
  4. Juturu V, Bowman JP, Deshpande J. Overall skin tone and skin-lightening-improving effects with oral supplementation of lutein and zeaxanthin isomers: a double-blind, placebo-controlled clinical trial. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2016;9:325-332. Published 2016 Oct 7. doi:10.2147/CCID.S115519
  5. Keen MA, Hassan I. Vitamin E in dermatology. Indian Dermatol Online J. 2016;7(4):311-315. doi:10.4103/2229-5178.185494
  6. Mastinu A, Kumar A, Maccarinelli G, et al. Zeolite clinoptilolite: therapeutic virtues of an ancient mineral. Molecules. 2019;24(8):1517. Published 2019 Apr 17. doi:10.3390/molecules24081517
  7. Mukherjee S, Date A, Patravale V, Korting HC, Roeder A, Weindl G. Retinoids in the treatment of skin aging: an overview of clinical efficacy and safety. Clin Interv Aging. 2006;1(4):327-348. doi:10.2147/ciia.2006.1.4.327
  8. Puri P, Nandar SK, Kathuria S, Ramesh V. Effects of air pollution on the skin: a review. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2017;83(4):415-423. doi:10.4103/0378-6323.199579
  9. Rajabloo Z, Farahpour MR, Saffarian P, Jafarirad S. Biofabrication of ZnO/malachite nanocomposite and its coating with chitosan to heal infectious wounds. Sci Rep. 2022;12(1):11592. Published 2022 Jul 8. doi:10.1038/s41598-022-15768-5.
  10. Williams LB, Haydel SE. Evaluation of the medicinal use of clay minerals as antibacterial agents. Int Geol Rev. 2010;52(7/8):745-770. doi:10.1080/00206811003679737
  11. Yang R, Yuan BC, Ma YS, Zhou S, Liu Y. The anti-inflammatory activity of licorice, a widely used Chinese herb. Pharm Biol. 2017;55(1):5-18. doi:10.1080/13880209.2016.1225775
  12. Yang Y, Ren C, Zhang Y, Wu X. Ginseng: an nonnegligible natural remedy for healthy aging. Aging Dis. 2017;8(6):708-720. Published 2017 Dec 1. doi:10.14336/AD.2017.0707

PENAFIAN:PUSAT KESEHATAN tidak dimaksudkan untuk memberikan diagnosis... Baca Selengkapnya